PERANG MELAWAN VOC
VOC adalah kongsi dagang yang melakukan perdagangan menyebabkan adanya persaingan dengan pedagang Indonesia. Keserakahan kongsi dagang VOC menyebabkan timbulnya perlawanan dari rakyat Indonesia. Berikut ini merupakan contoh perlawanan-perlawanan yang dilakukan rakyat Indonesia terhadap kongsi dagang VOC :
- Aceh Versus portugis dan voc.
Perang ini dilakukan di Malaka
yang dipimpin oleh Iskandar Muda yang melawan portugis. Penyebab perlawanan ini
disebabkan oleh kapal-kapal portugis yang selalu menggangu kapal-kapal dagang
Aceh dimanapun berada ,karena Porugis tidak senang melihat Aceh berkembang, Oleh
karena itu tindakan kapal-kapal Potugis telah
mendorong munculnya perlawanan rakyat Aceh. Sebagai persiapan Aceh melakukan
langkah-langkah antara lain:
- Melengkapi kapal-kapal dagang Aceh dengan persenjataan,meriam dan prajuri.
- Mendatangkan bantuan persenjataan,sejumlah tentara dan beberapa ahli Turki pada tahun 1567.
- Mendatangkan bantuan persenjataan dari Kalikut dan Jepara.
Setelah bantuan sudah datang Aceh
langsung menyerang portugis di Malaka. Dan Portugis pun mengeluarkan seluruh
tenaganya untuk melawan Aceh akan tetapi Portugis dapat dikalahkan oleh
Aceh,yang di pimpin oleh Sultan Iskandar Muda. Iskandar Muda adalah raja yang
gagah berani melawan Portugis dan mengusir penjajah asing. Dan pada tahun 1629
Iskandar muda melancarkan serangan yang ada di Malaka. Menghadapi semua ini
Portugis sempat kewalahan dalam menghadapi pasukan Iskandar Muda. Namun
serangan Aceh kali ini tidak berhasil dalam melawan Portugis maupun
mengusirnya. Hubungan Aceh dan Portugis semakin memburuk . banyak
bentrokan-bentrokan antara Aceh dan Portugis tetapi mereka belum berhasil satu
dengan yang lainya,baik Portugis ingin menguasai Aceh atau Aceh yang
berkeinginan untuk mengusir Portugis dari daerahnya. Dan yang berhasil mengusir
Portugis ialah cuman VOC pada tahun 1641. Dan tidak ada dampak perlawanan dan
tidak ada peninggalan perlawanan atau bukti dari perlawanan ini.
2. Maluku angkat senjata.
Portugis masuk kemaluku pada tahun 1521 yang berpusat di Ternate. Dan
Portugis dapat diusir oleh VOC dari Ambon dan kemudian menetap di Timor Timur.
Namun berbagai serangan itu selalu dapat dipatahkan oleh kekuatan VOC yang
memiliki peralatan senjata lebih lengkap. Rakyat terus mengalami penderitaan
akibat kebijakan monopoli rempah-rempah yang disertai dengan Pelayaran Hongi.
Pada tahun 1680,VOC memaksakan sebuah perjanjian baru dengan penguasa Tidore.
Kerajaan Tidore semula sebagai sekutu turun statusnya menjadi vassal voc.
Penempatan Tidore sebagai vassal atau daerah kekuasaan VOC telah menimbulkan
protes keras dari Pangeran Nuku.Akhirnya Nuku memimpin perlawanan rakyat. Dan
timbulah perang hebat antara rakyat Maluku di bawah pimpinan pangeran nuku
melawan kekuatan kompeni Belanda (tentara VOC). Upaya perlawanan dari Pangeran
Nuku adalah untuk mendapat dukungan rakyat,bukan hanya rakyat Maluku saja
tetapi rakyat didaerah lainnya.Sultan Nuku juga berhasil menyakinkan Sultan
Aharal dan Pangeran Ibrahim dari Ternate untuk bersama-sama melawan VOC. Bahkan
dalam perlawanan ini Inggris juga memberi dukungan terhadap Sultan Nuku.
Belanda kewalahan dan tidak mampu membendung ambisi Nuku untuk lepas dari
dominasi Belanda. Akhirnya Sultan Nuku berhasil mengembangkan pemerintahan yang
berdaulat dan melepaskan diri dari dominasi Belanda di Tidore sampai akhir
hayatnya(tahun 1805). Dan akibat dari perlawanan ini pangeran Nuku mendapatkan
gelar Tuan Sultan Amir Muhammad Syaifudin Syah sebagai dampak dari perlawanan
ini dan salah satu peninggalan perlawanan ini adalah makam sultan nuku yang
sekarang menjadi objek wisata sejarah di Tidore.
![]() |
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZyCDDXNus8uPL08NbeWXZpeAJcKHR1P1_twjNflcPMX7bYjTCj_eEoaI52cA_sBPN4doWZbGDdD84Xt3qvfxx24IQo0wHH8hd61OHRnoSuu4C3_QR22MWhdL14Q2fK-n8DwGBj3N4JoE/s320/SULTAN.jpg)
(1) mempersatukan seluruh tanah Jawa, dan
(2) mengusir kekuasaan asing
dari bumi Nusantara. Terkait dengan cita-citanya ini maka Sultan Agung sangat menentang
keberadaan kekuatan Voc di Jawa. Apa lagi Tindakan
yang terus memaksakan untuk memonopoli perdagangan,Voc juga sering menghalang
halangi kapal kapal dagang Mataram yang akan berdagang ke Malaka, Voc menolak
untuk mengakui kedaulatan Mataram,dan keberadaan Voc di Batavia telah
memberikan ancaman serius bagi masa depan pulau jawa. Dengan tindakan Voc
inilah terjadilah Perlawanan yang terjadi di Jawa dengan tokoh pemimpin Sultan
Agung.Pasukan Mataram
di bawah pimpinan Tumenggung Baureksa menyerang Batavia dan mempertahankan
Pulau Jawa, Sultan Agung dan pasukan Mataram mempersiapkan pasukan dengan
segenap persenjataan, berusaha membangun pos pos pertahanan, Mengepung Batavia
dari berbagia tempat,meningkatkan jumlah kapal dan senjata,membangun lumbung
lumbung beras.
Setelah Pasukan Sultan Agung mengalami
kekalahan ia tidak lantas mengalah melainkan melakukan perlawanan yang kedua
terhadap Voc namun informasi bahwa Mataram akan melakukan penyerangan terhadap
Voc telah di ketahui oleh pihak Voc sehingga Voc mengirim pasukan dengan kapal
yang menyebabkan 200 kapal Mataram ,400 rumah penduduk dan sebuah lumbung beras
di hancurkan oleh VOC dan akhirnya Sultan Agung meninggal pada tahun 1645.
4. Perlawanan
Banten.
Banten merupakan
tempat yang strategis sebagai bandar perdagangan Internasional, Belanda ingin
menguasai Banten namun yidak pernah berhasil. Karena tidak tidak berhasil
menguasai Banten Voc membangun Bandar di Batavia pada tahun 1619. Terjadi
persaingan antara Batavia dan Banten merebutkan bandar perdagangan
internasional. Oleh karena itu Banten melakukan penyerangan terhadap Voc.Di
daerah Banten dengan melibatkan beberapa tokoh yaitu Sultan Ageng Tirtayasa,Ki
Tapa dan Ratu Bagus. Penyebab terjadinya perlawanan ini adalah Voc sering
melakukan blokade,Jung jung Cina dan kapal kapal dagang dari Maluku di larang
menuju Banten.
Untuk melawan
Voc Banten melakukan dengan beberapa Upaya yaitu mengirim pasukan untuk
mengganggu kapal dagang Voc ,merusak kebun tebu milik Voc dan Membangun saluran
Irigasi dari sungai Untung Jawa sampai Pontang,untuk mempermudah transportasi
perang.
Sumber: Indonesia
Dalam Arus Sejarah jilid 4 (Kolonisasi dan Perlawanan), 2012.
Gambar
2.7 Sisa-sisa istana Surosowan.
Pada tahun 1671 Sultan
Ageng Tirtayasa mengangkat putra mahkota Abdulnazar Abdulkahar sebagai raja
pembantu yang lebih dikenal dengan nama Sultan Haji. Sebagai raja pembantu
Sultan Haji bertanggung jawab urusan dalam negeri, dan Sultan Ageng Tirtayasa
bertanggung jawab urusan luar negeri dibantu puteranya yang lain, yakni
Pangeran Arya Purbaya. Namun harus diingat bahwa semangat juang Sultan Ageng
Tirtayasa beserta pengikutnya tidak pernah padam. Ia telah mengajarkan untuk
selalu menjaga kedaulatan negara dan mempertahankan tanah air dari dominasi
asing. Hal ini terbukti setelah Sultan Ageng Tirtayasa meninggal, perlawanan
rakyat Banten terhadap VOC terus berlangsung. Misalnya pada tahun 1750 timbul perlawanan
yang dipimpin oleh Ki Tapa dan Ratu Bagus. Perlawanan ini ternyata sangat kuat
sehingga VOC kewalahan menghadapi serangan itu. Dengan susah payah akhirnya
perlawanan yang dipimpin Ki Tapa dan Ratu Bagus ini dapat dipadamkan. Sisa dari
peperangan ini meninggalkan istana surosowan dan irigasi sungai.
5. Perlawanan Goa.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgiFTPLsnX_unpHXaEJX5FJqw_mqrHGr9Z9IK8Jog_pqzffOuWqaGdF1m-eAZLtDagK2YqMrK7o3KtMmgrmVlVpY5wInyGUrHUp5E0CzI0nVRgoqTJiHwysCQufPyiB_VVb0aLV9aC_KmY/s200/PAHLAWAN+GOA.jpg)
1. Goa harus mengakui hak monopoli VOC
2. Semua orang Barat, kecuali Belanda harus meninggalkan wilayah
Goa
3.
Goa harus membayar biaya perang
Sultan
tidak ingin menandatangani perjanjian tersebut ,karna itu sangat bertentangan
dengan hati nularinya dan semboyan makassar/goa.pada tahun 1668 sultan mencoba
menggerakkan rakyat goa untuk menyerang belanda ,tetapi hal tersebut dapat
dipadamkan oleh belanda.benteng rakyat (rotterdam)
pun jatuh ketangan VOC . sampai sekarang benteng rakyat menjadi peninggalan
agar senantiasa mengingat perlawanan VOC di Goa.
6. Rakyat riau angkat
senjata.
Ambisi voc ingin
memonopoli perdagangan & menguasai nusantara terus dilakukan, VOC juga mulai mengincar Kepulauan Riau. Dengan politik
memecah belah VOC mulai berhasil menanamkan pengaruhnya di Riau.
Kerajaan-kerajaan kecil seperti Siak, Indragiri, Rokan, dan Kampar semakin
terdesak oleh pemaksaan monopoli dan tindakan sewenang-wenang dari VOC. Oleh
karena itu, beberapa kerajaaan mulai melancarkan perlawanan.
Salah
satunya yaitu perlawanan dari kerajaan riau.Raja Siak Sultan Abdul Jalil Rahmat
Syah (1723 – 1744) memimpin rakyatnya untuk melawan VOC. Ia membuat benteng di
pulau bintan yang dikomandoi oleh raja lela muda yang anehnya ia selalu
mengajak putranya untuk berperang, jadi raja indra pahlawan. Sehingga ia pandai
berperang pada usia muda & sifat bela negara telah tertancap pada jiwa raja
indra pahlawan.
Dalam
suasana konfrontasi dengan VOC itu, Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah wafat.
Sebagai gantinya diangkatlah puteranya yang bernama Muhammad Abdul Jalil
Muzafar Syah (1746 -1760).pada tahun 1751 berkobar perang melawan VOC .sebagai
strategi dalam menghadapi siak , VOC menahan kapal-kapal menuju siak . Oleh
karena itu segera dipersiapkan kekuatan yang lebih besar untuk menyerang VOC.
pimpinan pasukan dipercayakan kembali kepada Raja Indra dan Panglima Besar
Tengku Muhammad Ali diperkuat dengan kapal perang Harimau Buas yang dilengkapi peralatan perang.terjadi peperangan
yang sengit di pulau guntung . VOC membawa meriam besar sehingga siak sulit
menembus benteng nya . teapi VOC juga banyak menjadi korban dan VOC terus
mendatangkan bantuan .hal itu membuat siak mundur .
Sultan
siak bersama panglima dan penasihat
mengatur siasat baru .dengan memberi hadiah perdamaian antara siak dengan
VOC yang dikenal dengan “siasat hadiah
sultan” .waktu perundingan di loji di pulau guntung , malah sultan siak disuruh
tunduk untuk menaati VOC . sultan memberi kode kepada anak buahnya agar segera
membunuh orang-orang diloji.loji pun segera dibakar dan sultan kembali ke siak
. mereka kembali dengan kemenangan . siasat ini tak lepas dari raja indra
pahlawan , sehingga ia diberi gelar “panglima perang raja indra pahlawan datuk
lima puluh”
Mangkubumi mencoba untuk mengikuti
dan berhasil,namun Pakubuwana II tidak menepati janjinya tersebut karena
bujukan priyanggala.Dan pihak asing yang menuduh Mangkubumi hanya mencari
kekuasaan.Mangkubumi yang tidak terima akan cercaan tersebut pergi kesukowati
bertemu dengan Mas Said.
7. ORANG ORANG CINA
BERONTAK
Negara
Negara asing yang dating ke Indonesia dengan tujuan menguasai Indonesia ini
menimbulkan banyak penderitaan bagi bangsa Indonesia terutama kehadiran kongsi
dagang VOC yang selalu bersifat serakah ,hal tersebut yang memicu perlawanan
perlawanan yang terjadi di nusantara.
Selain
itu kehadiran VOC juga membebankan warga asing yang ada di Indonesia seperti
Cina meski karena strategi VOC sendiri namun akhirnya juga menimbulkan konflik
sehingga terjadi pemberontakan oleh orang-orang cina.
Hal
tersebut didasari oleh Untuk pembatasan yang dilakukan VOC yaitu mengeluarkan
ketentuan bahwa setiap orang Cina yang tinggal di Batavia harus memiliki surat
izin bermukim yang disebut permissiebriefjes
atau “surat pas”. Apabila tidak memiliki surat izin, maka akan ditangkap
dan dibuang ke Sailon (Sri Langka) untuk dipekerjakan di kebun-kebun pala milik
VOC atau akan dikembalikan ke Cina. Biaya untuk mendapatkan surat izin itu yang
resmi dua ringgit per orang. Tetapi dalam pelaksanaannya untuk mendapatkan
surat izin terjadi penyelewengan dengan membayar lebih mahal.
Akibatnya banyak yang tidak mampu memiliki surat
izin tersebut. Orang-orang Cina yang tidak memiliki surat izin bermukim
ditangkapi. Tetapi mereka banyak yang dapat melarikan diri keluar kota. Akhirnya
mereka membentuk kelompok untuk menyerang VOC.
Dalam perlawanan ini tokoh yang menjadi pelopor
adalah Oey Panko atau kemudian dikenal dengan sebutan Khe Panjang, kemudian di
Jawa menjadi Ki Sapanjang. Nama ini dikaitkan dengan perannya dalam memimpin
perlawanan di sepanjang pesisir Jawa.
Upaya pemberontakan itu dimulai pada tahun 1740
terjadi kebakaran di Batavia. VOC menafsirkan peristiwa ini sebagai gerakan
orang-orang Cina yang akan melakukan pemberontakan,selain itu Perlawanan dan
kekacauan yang dilakukan orang-orang Cina itu kemudian meluas di berbagai
tempat terutama di daerah pesisir Jawa. Perlawanan orang-orang Cina ini
mendapat bantuan dan dukungan dari para bupati di pesisir. Bahkan yang menarik
atas desakan para pangeran, Raja Pakubuwana II juga ikut mendukung
pemberontakan orang-orang Cina tersebut. Pada tahun 1741 benteng VOC di
Kartasura dapat diserang sehingga jatuh banyak korban
Sayangnya VOC semakin menambah kekuatan untuk
menghadapi perlawanan tersebut akhirnya pemberontakan orang-orang cina dapat
diselesaikan dan dimenangkan oleh VOC kemudian Pakubuwana II mengambil jalan
damai dengan VOC.
8.PERLAWANAN PANGERAN
MANGKUBUMI DAN MAS SAID
Setelah pemberontakan orang-orang cina Pakubuwana II
yang mengambil jalan damai dengan VOC semakin memiliki hubungan baik hingga
menjalin persahabatan dengan VOC hal in membuat para bangsawan kerajaan kecewa
atas tindakan Pakubuwana II tersebut.Karena hal tersebut semakin member celah
VOC untuk menyusun strategi baru menguasai daerah.hal itu memicu adanya
perlawanan yang dilakukan oleh Pangeran Mangkubumi dan Mas Said.
Mas Said yang sejak usia 14 tahun
telah diangkat pegawai rendahan di kerajaan meminta kenaikan pangkat,bukanya
tercapai malah mas said mendapat ceraan dan dituduh ikut serta dalam perlawanan
orang-orang cina.mendapati semua itu mas said merasa kesal akhirnya mempunyai
niat untuk melawan VOC yang telah membuat suasana kerajaan menjadi tidak baik,dia
pergi ke daerah nglaroh membentuk pasukan dan menyusun kekuatan untuk menyerang
VOC .
Perlawanan yang dilakukan mas said
terus menerus tersebut membat pakubuwana II geram dan mebuat sayembara barang
siapa yang bisa menumbangkan Mas Said dan pasukannya tersebut akan diberikan tanah sukowati.
Kemudian mereka menyusun pertahanan
untuk perlawanan terhadap VOC sekaligus memperingatkan tindak Pakubuwana II.Mas
Said dibagian timur dengan pusat sukowati dan Mangkubumi bagian barat degan
pusat Plered,Yogyakarta.
Pakubuwana II dengan VOC membuat
perjanjian yang lebih menguntungkan VOC,yang membuat Mas Said dengan Mangkubumi
semakin geram dan memperkuat perlawanan.tetapi perlawanan Mangkubumi berakhr
dengan adanya Perjanjian Giyanti dan Mas Said dengan Perjanjian Salatiga.
PERANG MELAWAN HINDIA BELANDA
- Perlawanan Tondano 1 dan 2
- Perlawana
Tondano 1
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifNgL-hhiQ5puP7zcJy0jZ1kaypFxVooV26vriYX0nhGIw4GrXBD3Q93zNpGT9_XjFxN3u1D74TVWWrc_9E4an-qp3GGnhyphenhyphenQi-IYmEwgaZblTSNZgy5HyME7XpVl4CFfZV4uDx4sLgTC0/s320/PERANG+TONDANO.jpg)
(1) Orang-orang Tondano harus
menyerahkan para tokoh pemberontak
kepada VOC.
(2) orang-orang Tondano harus
membayar ganti rugi dengan menyerahkan
50-60 budak sebagai ganti rugi rusaknya tanaman padi karena genangan air Sungai Temberan. Ternyata rakyat Tondano bergeming
dengan ultimatum VOC tersebut. Simon Cos
sangat kesal karena ultimatumnya tidak
berhasil. Dan akhirnya pasukan Voc ditarik
mundur ke Manado. Setelah itu rakyat Tondano menghadapi masalah dengan hasil
pertanian yang menumpuk, tidak ada yang membeli. Dengan terpaksa mereka
kemudian mendekati VOC untuk membeli hasil-hasil pertaniannya. Dengan demikian
terbukalah tanah Minahasa oleh VOC. Berakhirlah Perang Tondano I. Orang-orang
Minahasa itu kemudian memindahkan perkampungannya di Danau Tondano ke
perkampungan baru di daratan yang diberi nama Minawanua (ibu negeri).
- Perlawanan Tondano 2
Tidak sampai disini saja ternyata
masih ada perlawanan tondano selanjutnya ketika memasuki abad ke-19. Perlawanan
ini di sebabkan oleh kebijakan gebernur jenderal daendels. Tidak cuman itu saya
para rakyat dipaksa untuk menyerahkan beras secara Cuma-Cuma kepada belanda
Dengan dibantu oleh para ukung(ukung
adalah pemimpin dalam suatu wilayah walak atau daerah setingkat distrik) untuk
melawan belanda upaya yang dilakukan adalah menyerang belanda dengan cara
diam-diam ,para orang-orang tondano menunggu momen yang pas untuk melawan
belanda dengan cara menunggu pasukan prediger mulai mengendorkan serangannya. Dan
disitulah momen yang pas untuk orang-orang tondano mulai menyerang pasukan belanda, dengan
hebatnya sehingga beberapa korban berjatuhan dari pihak belanda. Setelah itu
terpetiklah berita kapal Belanda yang paling besar tenggelam di danau.
Dan dampak dari perlawana Tondano
1 dan 2 yaitu rusaknya pagar bambu berduri yang membatasi danau dengan
perkampungan minawanua,dan banyak korban berjatuhan dari pihak belanda maupun
masyarakat minawanua. Tidak cuman dampaknya peninggalan dari perlawanan tondano
1 dan 2 juga ada yaitu Danau Tondano usai pemusnahan hunian diatas air, dan Benteng
pertahanan Moraya milik para pejuang. Dari perlawana Tondano 1 dan 2 juga terdapat nilai yang dapat kita ambil yaitu semangat yang tidak ada henti-hentinya dari
para pejuang kita untuk melawan para penjajah.
2. Perang pattimura angkat senjata.
Penyebab terjadinya perang Pattimura yang terjadi di Maluku pada
tahun 1817 adalah:
- Kembalinya pemerintah kononial Belanda di Maluku dari tangan Inggris
- Adanya monopoli perdagangan yang diperketat , penyerahan wajib SDA Maluku dan kerja paksa
- pemerintahan Kolonial belanda memberlakukan kembali penyerahan wajib dan kerja wajib
- Belanda juga mulai menggerakkan tenaga dari kepulauan Maluku untuk menjadi serdadu(Tentara) Belanda.
Maka dari itu para tokoh dan
pemuda Maluku mengadakan pertemuan rahasia yang bertempat:
- Di pulau Haruku,yaitu pulau yang dihuni orang-orang Islam
- Di pulau Saparua,pulau yang dihuni orang –orang Kristen,tanggal 14 mei 1817
Dalam berbagai pertemuan itu disimpulkan bahwa rakyat Maluku tidak ingin
terus menderita di bawah keserakahan dan
kekejaman Belanda. Oleh karena itu, perlu mengadakan perlawanan untuk menentang kebijakan Belanda.
Residen Saparua harus dibunuh. Sebagai
pemimpin perlawanan dipercayakan kepada pemuda
yang bernama Thomas Matulessy yang kemudian terkenal dengan
gelarnya Pattimura. Thomas Matulessy
pernah bekerja pada dinas angkatan perang
Inggris.
3.
3. Perang Padri
Perang padri sebenarnya merupakan
perlawanan kaum Padri terhadap dominasi pemerintahan Hindia Belanda di Sumatera
Barat. Perang ini bermula adanya pertentangan antara kaum Padri dengan kaum
Adat. Adanya pertentangan antara kaum Padri dengan kaum Adat telah menjadi
pintu masuk bagi campur tangan Belanda. Perlu dipahami sekalipun masyarakat
Sumatera Barat sudah memeluk agama Islam, tetapi sebagian masyarakat masih
memegang teguh adat dan kebiasaan yang kadang-kadang tidak sesuai dengan ajaran
Islam.
Sejak akhir abad ke-18 telah
datang seorang ulama dari kampung Kota Tua di daratan Agam. Karena berasal dari
kampung Kota Tua maka ulama itu terkenal dengan nama Tuanku Kota Tua. Tuanku Kota
Tua ini mulai mengajarkan pembaruan-pembaruan dan praktik agama Islam. Dengan
melihat realitas kebiasaan masyarakat, Tuanku Kota Tua menyatakan bahwa
masyarakat Minangkabau sudah begitu jauh menyimpang dari ajaran Islam.
Pada fase pertama di mulai gerakan
kaum Padri menyerang pos-pos dan penyegatan terhadap patroli –patroli
Belanda.Menggerakan sekitar 20.000 sampai 25.000 pasukan untuk mengadakan
serangan di sekitar hutan di sebelah timur gunung. Pasukan Padri menggunakan
senjata-senjata tradisional, seperti tombak, dan parang. Karena merasa
kewalahan dalam melawan kaum Padri, maka Belanda mengambil strategi damai. Oleh
karena itu, pada tanggal 26 Januari 1824 tercapailah perundingan damai antara
Belanda dengan kaum Padri di wilayah Alahan Panjang. Perundingan ini dikenal
dengan Perjanjian Masang.
Pada fase kedua Kolonel De Stuers
yang merupakan penguasa sipil dan militer di Sumatera Barat berusaha mengadakan
kontak dengan tokoh-tokoh kaum Padri untuk menghentikan perang dan sebaliknya
perlu mengadakan perjanjian damai. Kaum Padri tidak begitu menghiraukan ajakan
damai dari Belanda, karena Belanda sudah biasa bersikap licik. Belanda kemudian
minta bantuan kepada seorang saudagar keturunan Arab yang bernama Sulaiman
Aljufri untuk mendekati dan membujuk para pemuka kaum padri agar dapat diajak
berdamai.
Pada fase ke tiga Pada pertempuran fase
ketiga ini kaum Padri mulai mendapatkan simpati dari kaum Adat. Dengan demikian
kekuatan para pejuang di Sumatera Barat akan meningkat. Orang-orang Padri yang
mendapatkan dukungan kaum Adat itu bergerak ke pos-pos tentara Belanda.
Akibat
perlawanan ini di pihak Tuanku Pasaman kehilangan 350 orang prajurit,termasuk
putra
Tuanku pasaman. Sementara itu pasukan Belanda setelah berhasil menguasai
seluruh lembah Tanah Datar, kemudian mendirikan benteng di Batu sangkar yang
kelak terkenal dengan sebutan Front Van der Capellen. Bulan September 1822 kaum
Padri berhasil mengusir Belanda dari Sungai Puar ,Guguk Sigandang dan Tajong
Alam.Dan pada tanggal 15 November 1825 ditandatangani Perjanjian Padang. Pajak
pasar dan berbagai jenis pajak mulai dihapuskan, Kemudian dikeluarkan Plakat
Panjang.
Setelah
kekuatan pasukan Tuanku Nan Cerdik dapat dihancurkan, pertahanan terakhir
perjuangan kaum Padri berada di tangan Tuanku Imam Bonjol. Tahun 1834 Belanda
dapat memusatkan kekuatannya untuk menyerang pasukan Imam Bonjol di Bonjol.
Jalan-jalan yang menghubungkan Bonjol dengan daerah pantai sudah diblokade oleh
tentara Belanda. Tanggal 16 Juni 1835 benteng Bonjol dihujani meriam oleh serdadu
Belanda. Agustus 1835 benteng di perbukitan dekat Bonjol jatuh ke tangan
Belanda. Pada tanggal 25 Oktober 1837 Tuanku Imam Bonjol ditangkap. Imam Bonjol
sendiri kemudian dibuang ke Cianjur, Jawa Barat. Tanggal 19 Januari 1839 ia
dibuang ke Ambon dan tahun 1841 dipindahkan ke Manado sampai meninggalnya pada
tanggal 6 November 1864.
Nilai
yang dapat di ambil dari perlawanan ini adalah semangat yang tidak ada hentinya
dari pejuang kita untuk melawan penjajah dan untuk mempertahankan wilayah serta
adat dan budaya islam.
4.
Perang Di Ponegoro
Perang
Di Ponegoro terjadi di Jawa khususnya di Surakarta dan Yogyakarta . perang ini di sebabkan
karena campur tangan kolonial terhadap pemerintah lokal tidak jarang
mempertajam konflik yang sudah ada atau dapat melahirkan konflik baru di
lingkungan kerajaan. Campur kolonial itu juga membawa pergeseran adat dan
budaya keraton yang sudah lama ada di keraton bahkan melahirkan budaya Barat
yang tidak sesuai dengan Budaya Nusantara, seperti minum- minuman keras. Dan juga
pada waktu itu pemerintah kerajaan mengijinkan perusahaan asing menyewa tanah
sawah untuk kepentingan perusahaan. Akibatnya, rakyat menderita dan tidak dapat
mengembangkan hidup dengan pertaninnya,tetapi jusrtu menjadi tenaga kerja
paksa.
Perang
ini juga bermula saat insiden anjir Sejak tahun 1823, Smissaert diangkat
sebagai residen di Yogyakarta. Tokoh Belanda ini dikenal sebagai tokoh yang
sangat anti terhadap Pangeran Diponegoro. Oleh karena itu, Smissaert bekerja
sama dengan Patih Danurejo berusaha menyingkirkan Pangeran Diponegoro dari
istana Yogyakarta. Pada suatu hari di tahun 1825 Smissaert dan Patih Danurejo
dalam rangka membuat jalan baru memerintahkan anak buahnya untuk memasang anjir. Upaya yang di lakukan pangeran Diponegoro
untuk mencabuti anjir /patok-patok itu dan di gantikannya dengan tombak-tombak
mereka. Pangeran Diponegoro mendapat banyak dukungan untuk melawan Belanda
dengan berbagai pertimbangan, Pangeran Diponegoro dan pasukannya menyingkir ke
arah selatan ke Bukit Selarong.
Untuk
mengawali perlawanannya terhadap Belanda Pangeran Diponegoro membangun benteng
pertahanan di Gua Selarong. Dalam memimpin perang ini Pangeran Diponegoro
mendapat dukungan luas baik masyarakat, para punggawa kerajaan dan para bupati.
Tercatat 15 dari dari 29 pangeran dan 41 dari 88 bupati bergabung dengan
Pangeran Diponegoro. Ia juga menyusun beberapa strategi perang. Dan juga
membangun beberapa markas komando cadangan. Sebagai pucuk pimpinan Pangeran
Diponegoro didampingi oleh Pangeran Mangkubumi (paman Pangeran Diponegoro), Ali
Basyah Sentot Prawirodirjo sebagai panglima muda, dan Kiai Mojo bersama
murid-muridnya.
Dampak
dari perlawanan ini adalah beberapa pos Belanda dapat di kuasai,dan pangeran
Diponegoro di nobatkan sebagai raja dengan gelar: Sultan Abdulhamid Herucokro
(Sultan Ngabdulkamid Erucokro). Pangeran
Diponegoro juga melakukan perluasan daerah dan juga terus meningkat. Pergerakan
pasukan Pangeran Diponegoro meluas ke daerah Banyumas,Kedu,Pekalongan,Semarang
dst. Untuk menghadapi perlawanan Diponegoro yang terus meluas itu, Belanda
berusaha meningkatkan kekuatannya. Dampak lainya di bangunnya benteng Stelsel
peninggalan pada perlawanan ini adalah gua selarong.
5. PERANG ACEH
BERJIHAD
Aceh dikenal
dengan kejadian tsunami pada tahun 2004 dan juga dikenal sebagai serambi mekkah
yang juga merupakan kerajaan berdaulat. Akan tetapi kedaulatan itu terganggu
akibat kekejaman belanda sehingga melahirkan perang aceh pada tahun 1873-1912 Aceh
memiliki kedudukan yang strategis. Aceh menjadi pusat perdagangan. Daerahnya
luas dan memiliki hasil penting seperti lada, hasil tambang, serta hasil hutan.
Karena itu dalam rangka mewujudkan Pax Neerlandica, Belanda sangat berambisi
untuk menguasai Aceh.tetapi orang aceh tetap ingin mempertahankan aceh hal
tersebut didukung oleh traktat london yang menjadi kendala belanda.perkembangan
politik yang semakin memohok kesultanan aceh adalah traktat sumatera pada
tanggal 7 november 1871 yang ditandatangani oleh inggris dan belanda isi
traktat tersebut adalah belanda bebas memperluas wilayah kekuasaan nya disumatera.tahun
1873 aceh mengirim Habi Abdurrahman untuk ke turki untuk meminta bantuan
senjata . langkah tersebut diketahui belanda dan aceh dinilai membangkang atas
traktat sumatera .lalu pecahlah pertempuran aceh dengan belanda. Upaya
aceh menghadapi belanda adalah Gerakan
menuju aneksasi terus diintensifkan. Aceh berusaha mencari sekutu dengan
negara-negara lain membangun pos-pos pertahanan. Jumlah pasukan juga
ditingkatkan dan ditempatkan di beberapa tempat strategis.tentara belanda
dibawah pimpinan Jenderal Mayor J.H.R. Kohler terus menyerang aceh .perkiraan
belanda yang dimana aceh lemah secara politik membuat belanda optimis mereka
akan dapat menundukkan aceh , tapi tidak semudah itu tentara aceh dibawah
pimpinan Teuku Imeum Lueng Bata dapat
membalasnya.pada tanggal 6 januari 1874
masjid itu dibakar sehingga pada tanggal 15 januari belanda dapat menduduki
istana yang kosong. Para pejuang Aceh tidak mengendorkan semangatnya Semangat
juang semakin meningkat seiring pulangnya Habib Abdurrahman dari Turki pada
tahun 1877. Tokoh ini kemudian menggalang kekuatan bersama Tengku Cik Di Tiro.
Pasukannya terus melakukan serangan-serangan ke pos-pos Belanda. Kemudian
Belanda menambah kekuatannya sehingga dapat mengalahkan serangan – serangan
yang dilakukan pasukan Habib Abdurrahman dan Cik Di Tiro. Di bawah pimpinan Van
der Heijden, Belanda berhasil mendesak pasukan Habib Abdurrahman, bahkan Habib
Abdurrahman akhirnya menyerah kepada Belanda. Sementara Cik Di Tiro mendur ke
arah Sigli untuk melanjutkan perlawanan. Belanda berhasil menguasai beberapa
daerah seperti Seunaloh, Ansen Batee. Tahun
1884 muhammad daud syah dinobatkan sebagai sultan,dengan penobatan ini pemuka
aceh memproklamirkan ikrar prang sabil .
dengan begitu perlawanan aceh semakin meluas.diaceh bagian barat teuku umar
bersama istrinya cut nyak dien .pertempuran sengit di meulaho .beberapa pos
pertahanan berhasil direbut umartahun 1891 cut ditiro meninggal ,tahun1893 umar
menyerah pada belanda.pada tanggal 26 maret 1896 teuku umar berbalik melawan .
hal itu membuat belanda geram .snouck horgronye menyamar menjadi rakyat biasa
dan mengetahui beberapa hal . sehingga ia mengusulkan cara melawannya adalah
1.perlumemecahbelah
persatuan dan kesatuanmasyarakat aceh.
2.
menghadapikaum ulama yang fanatik dalam memimpin perlawanan harus dengan
kekerasan .Bersikap
lunak thd kaum bangsawan dan keluarganya diberi kesempatan u/ masuk korp pamong
praja dlm pemerintah konial belanda.Perang terjadi selama 10 th. Di Aceh bagian
barat Teuku Umar mempersiapkan pasukannya untuk melakukan penyerangan secara
besar-besaran ke arah Meulaboh. Tetap tampaknya persiapan Teuku Umar ini
tercium oleh Belanda. Maka Belanda segera menyerang benteng pertahanan Teuku
Umar. Terjadilah pertempuran sengit pada Februari 1899. Dalam pertempuran ini
Teuku Umar gugur sebagai suhada. Perlawanan dilanjutkan oleh Cut Nyak Dien. Cut
Nyak Dien dengan pasukannya memasuki hutan dan mengembangkan perang
gerilya.Perlawanan rakyat Aceh belum berakhir. Para pejuang Aceh di bawah
komando sultan dan Panglima Polem terus berkobar. Setelah istana kerajaan di
Keumala diduduki Belanda, sultan melakukan perlawanan dengan berpindah-pindah
bahkan juga melakukan perang gerilya. Sultan menuju Kuta Sawang kemudian
pindah ke Kuta Batee Iliek. Tetapi kuta-kuta ini berhasil diserbu
Belanda. Sultan kemudian menyingkir ke Tanah Gayo. Pada tahun berikutnya
Belanda menangkap istri sultan, Pocut Murong. Karena tekanan Belanda yang terus
menerus, pada Januari 1903 Sultan Muhammad Daud Syah terpaksa menyerah.
Demikian siasat licik dari Belanda. Cara licik ini kemudian juga digunakan
untuk mematahkan perlawanan Panglima Polem dan Tuanku Raha Keumala. Istri, ibu
dan anak-anak Panglima Polem ditangkap oleh Belanda. Dengan tekanan yang
bertubi-tubi akhirnya Panglima Polem juga menyerah pada 6 Serptember 1903.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Kerajaan Aceh yang sudah berdiri sejak
1514 harus berakhir. sebenarnya masih ada gerakan-gerakan perlawanan lokal yang
berskala kecil yang sering terjadi. Bahkan dikatakan perang-perang kecil itu berlangsung
sampai tahun 1942.
a. b.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgBrEHO7OgP_X0uFKaj38E1fec5ReLRuIUN3bAQoVq29cN0m3iwH68CUyiZSAMeCbgc_kwaLP3riibyIBDaDTN9QBJezd20mY6Z3kG6MYD2xPGZsTXyBkAIpzdr38s4wuJ6d5za_-7VNA/s1600/TEUKU+UMAR.jpg)
6.Perang Batak
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGgRnjs0aQ09oahlnB6O98cXyKAVfq0DlM6GyCs13xYWdOx1IDqMmr00MvzrFoVwtz4bF58zzzcDPHdxoTbP5hrdRinasrgg0kEULh05eA0UhPIc1ZnN4Cvip7_X6a-t2aAs3BstcCkvs/s1600/BATAK.jpg)
7.PERANG BALI
Pemerintahan
Hindia-Belanda yang menjadikan bangsa indonesia sengsara dan perkembangan
dominasi Belanda inilah yang kemudian menyulut api perlawanan rakyat Bali
kepada Belanda yang terkenal dengan sebutan “Perang Puputan”
Belanda memaksa Raja Buleleng, Gusti Ngurah Made
Karangasem agar melaksanakan isi perjanjian yang telah disepakati. Belanda juga
menuntut agar Buleleng membayar ganti rugi atas kapal Belanda yang dirampas
penduduk. Raja Gusti Ngurah Made Karangasem yang mendapat dukungan patihnya, I
Gusti Ktut Jelantik, dengan tegas menolak tuntutan Belanda tersebut.
Setelh itu patih Ktut Jelantik terus mempersiapkan
prajurit Buleleng dan memperkuat pos-pos pertahanan. Dalam pertempuran ini Raja
Buleleng juga mendapat dukungan dari Kerajaan Karangasem dan Klungkung. Pertempuran
terus terjadi antara para pejuang dari Buleleng, dibantu oleh para pejuang
Karangasem, dan Klungkung melawan Belanda
. Persenjataan Belanda yang lebih lengkap dan
modern, maka para pejuang Buleleng semakin terdesak. Benteng pertahanan
Buleleng jebol dan ibu kota Singaraja dikuasai Belanda. Raja dan Patih Ktut
Jelantik beserta pasukannya, terpaksa mundur sampai ke Desa Jagaraga.
Belanda terus memaksa dan memberikan tekanan kepad
apara raja untuk menandatangani perjanjin penghapusan hokum tawan.Raja raja pun
akhirnya memberikan tipu daya yaitu berpura pura menerima perjanjin tersebut
dan sudah tidak lagi melaksanakan hukum tawan.tetapi sebenarnya tidak.
Mengetahui hal tersebut
belanda mengeluarkan ultimatum untuk melaksanakan perjanjian yang telah
ditandatangani.mereka tidak menggubris ultimatum tersebut malah semakin
memperkuat pertahanan,dengan pertahanan yang semakin kuat tersebut membuat Belanda
kalah .
Kekalahan belanda
tersebut menimbulkan kekecewaan yang amat dalam akhirbya belanda menambah
persenjataan,meperkuat pertakahan.pembalaan dilakukan belanda dengan pasukanya
yang membuat bbenteng jagaraga runtuh I
Gusti Ktut Jelantik dan Jero Jempiring menyingkir ke Karangasem. Tetapi mereka
tertangkap dan terbunuh dalam upaya untuk mempertahankan diri.
Dengan terbunuhnya I Gusti Ktut Jelantik ini
berarti Belanda dinyatakan menang namun masih ada kerajaan di bali yang masih tetap tidak mau
menyetujui perjanjian tersebut.Dan membuat Belanda kembali harus mengatur
strategi.
Dari perang Bali ini
kita dapat mengambil nilai nilai yaitu tidak mudah terkena bujuk rayu
musuh,memperjuangkan terlebih dahulu apa yang menjadi hak-hak kita sampai benar
benar pada titik darah penghabisan.Dan memanfaatkan setiap kesempatan meskipun
tidak member perubahan yang cukup besar.
8.PERANG BANJAR
Banjarmasin merupakan
salah satu kota incaran Belanda karena melimpahnya sumber daya alam sehingga
menjadi salah satu sasaran Belanda dalam menguasai daerah. Belanda
membuat perjanjian dengan Banjarmasin bahwa Sultan
Sulaiman harus menyerahkan sebagian wilayah Banjar kepada Belanda, Dengan
demikian wilayah kekuasaan Kesultanan Banjarmasin semakin sempit, sementara
daerah kekuasaan Belanda semakin bertambah
Wilayah yang semakin
sempit itu telah membawa problem dalam kehidupan sosial ekonomi. Penghasilan
para penguasa kerajaan menjadi semakin kecil.. Dengan demikian beban hidup
mereka semakin sulit. Untuk mengatasi kesulitan ini maka mereka menaikkan
pajak. Dengan demikian rakyat menjadi sasaran eksploitasi baik dari pemerintah
kolonial maupun para pejabat kerajaan. Rakyat juga diperintahkan untuk
melakukan kerja wajib.Hal ini yang kmudian memicu perlawanan oleh rakyat
banjar.
Di dalam kerajaan
sendiri juga terjadi konflik intern.Hal ini bermula saat putera mahkota Abdul
Rakhman meninggal secara mendadak pada tahun 1852. Sementara Sultan Adam
memiliki tiga putra sebagai kandidat pengganti sultan, yakni : Pangeran
Hidayatullah, Pangeran Tamjidillah, dan Prabu Anom. Ketiga kandidat itu
masing-masing memiliki pendukung. Pangeran Hidayatullah didukung pihak istana
dan kebetulan sudah mengantongi surat wasiat dari Sultan Adam untuk
menggantikan sebagai sultan, Pangeran Anom dijagokan sebagai mangkubumi, sedang
Tamjidillah didukung Belanda.
Tahun 1857 Sultan Adam
meninggal. Dengan sigap Residen E.F. Graaf von Bentheim Teklenburg mewakili
Belanda mengangkat Tamjidillah sebagai sultan dan Pangeran Hidayatullah
diangkat sebagai mangkubumi. Pada hal menurut wasiat yang sah yang diangkat
menjadi sultan adalah Pangeran Hidayatullah.
Oleh karena itu, wajar kalau pengangkatan
Tamjidillah sebagai Sultan Banjarmasin menimbulkan protes dan rasa kecewa dari
berbagai pihak. Tamjidillah memiliki perangai yang kurang baik.Tindakan
Tamjidillah yang sewenang-wenang itu semakin menimbulkan rasa kecewa dari
berbagai pihak.Pangeran Hidayatullah yang diangkat sebagai mangkubumi ternyata
selalu disisihkan dalam berbagai urusan.
Ditamabah Gerakan Aling
yang membuat suasana kerjaan semakin kacau. Pangeran Antasari yang memang sudah
kecewa dengan apa yang terjadi di lingkungan kerajaan, datang dan bergabung
dengan Gerakan Aling. Antasari berkeinginan untuk menurunkan Tamjidillah an
melawan kekuasaan Belanda yang mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Penyerangan juga
dilakukan di perkebunan milik gubernemen di Gunung Jabok, Kalangan, dan Bangkal
Dengan demikian berkobarlah Perang Banjar. Dengan peristiwa tersebut, keadaan
pemerintahan Kesultanan Banjar semakin kacau. Sultan Tamjidillah yang memang
tidak disenangi oleh rakyat itu juga tidak banyak berbuat. Oleh karena itu,
Tamjidillah dinilai oleh Belanda tidak mampu memerintah maka diminta untuk turun
tahta.
Mulai saat itu
Kesultanan Banjar berada di bawah dominasi Belanda. Belanda sebenarnya berusaha
membujuk Pangeran Hidayatullah (Hidayat) untuk bergabung dengan Belanda dan
akan dijadikan Sultan Banjar. Tetapi kalau melihat kelicikan Belanda, bagi
Pangeran Hidayatullah itu semua merupakan tipu daya Belanda. Oleh karena itu,
Pangeran Hidayatullah memilih bersama rakyat untuk melancarkan perlawanan
terhadap Belanda.
Sementara itu pasukan Antasari sudah bergerak
menyerbu pos-pos Belanda di Martapura dan berhasil menyerang benteng Belanda di Tabanio.
Kemudian pasukan Surapati berhasil menenggelamkan kapal Belanda
Dengan demikian Perang Banjar semakin
meluas.Pada waktu itu memasuki bulan Agustus-September tahun 1859 pertempuran
rakyat Banjar terjadi di tiga lokasi, yakni di sekitar Banua Lima, sekitar
Martapura dan Tanah Laut, serta sepanjang Sungai Barito. Pertempuran di sekitar
Banua Lima di bawah pimpinan Tumenggung Jalil, pertempuran di sekitar Martapura
dan tanah Laut dipimpin oleh Demang Lehman, dan sepanjang Sungai Barito
dikomandani oleh Pangeran Antasari. Kiai Demang
Lehman yang berusaha
mempertahankan benteng Tabanio diserbu tentara Belanda. Pertempuran sengit
terjadi dan banyak membawa korban.. Belanda kemudian meningkatkan jumlah
pasukannya. Benteng Tabanio berhasil dikepung oleh Belanda. Demang Lehman dan
pasukannya dapat meloloskan diri. Demang Lehman kemudian memusatkan kekuatannya
di benteng pertahanan di Gunung Lawak, Tanah Laut. Benteng ini juga diserbu tentara
Belanda. Setelah bertahan mati-matian, akhirnya Demang Lehman meninggalkan
benteng itu karena sudah banyak pengikutnya yang menjadi korban. Kekalahan
Demang Lehman di benteng Gunung Lawak tidak memupuskan semangat juang melawan
Belanda.
Pada bulan September
Deman Lehman dan para pemimpin lain seperti Tumenggung Jalil, dan Pangeran
Muhammad Aminullah meninggalkan medan pertempuran di Tanah Laut menuju
Kandangan untuk mengadakan perundingan dengan tokoh-tokoh pejuang yang lain.
Dalam pertemuan di Kandangan itu menghasilkan kesepakatan yang intinya para
pemimpin pejuang Perang Banjar menolak tawaran berunding dengan Belanda
Setelah pertemuan itu
perlawanan terus berkobar di berbagai tempat. Untuk menghadapi berbagai
serangan itu Belanda juga terus memperkuat pasukan dan membangun
benteng-benteng
Gerakan perlawanan
Pangeran Hidayatullah kemudian dipusatkan di Barabai. Datanglah kemudian
pasukan Demang Lehman untuk memperkuat pasukan Hidayatullah. Menghadapi pasukan
gabungan itu Belanda mengerahkan semua kekuatan pasukan yang ada.
Tetapi kekuatan tidak
seimbang, pasukan Belanda lebih unggul dari jumlah pasukan maupun senjata, maka
Hidayatullah dan Demang Lehman menarik mundur pasukannya. Kemudian membangun
pertahanan di Gunung Madang. Semua kekuatan Belanda dikerahkan untuk segera
menangkap Pangeran Hidayatullah. Pertahanan di Gunung Madang pun jebol.
Pangeran Hidayatullah dengan sisa pasukannya kemudian berjuang
berpindah-pindah, Namun Belanda terus memburu dan mempersempit ruang gerak
pasukan Hidayatullah. Akhirnya pada tanggal 28 Februari 1862 Hidayatullah
berhasil ditangkap kemudian diasingkan Berakhirlah perlawanan Pangeran
Hidayatullah.Sementara itu Pangeran Antasari terus melanjutkan perlawanan.
Pada perang ini
nilai-nilai yang dapat kita ambil adalah jika diberikan tanggung jawab seperti
menjadi pemimpin tidak boleh menggunakan kekuasaan seenaknya.harus sesuai
dengan apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan
Keterangan :
1. Arni S.N. : orang orang cina berontak,perlawanan pangeran mangkubumi dan Mas Said,Perang Bali,Perang Banjar.
2. Safitri E.H : perang aceh vs portugis dan voc, maluku angkat senjata ,perang tondano, dan patimura angkat senjata
3. Siti Zulaikah : perlawanan goa , rakyat riau angkat senjata , perang aceh berjihad , perang batak
4. Ummi setya .w :perang sultan agung vs j.p. coen, perlawanan banten , perlawanan Diponegoro ,Perang Padri.