Kamis, 12 November 2015

perang melawan voc dan hindia belanda


PERANG MELAWAN VOC





VOC adalah kongsi dagang yang  melakukan perdagangan menyebabkan adanya persaingan dengan pedagang Indonesia. Keserakahan kongsi dagang VOC menyebabkan timbulnya perlawanan dari rakyat Indonesia. Berikut ini merupakan contoh perlawanan-perlawanan yang dilakukan rakyat Indonesia terhadap kongsi dagang VOC :
  1. Aceh Versus portugis dan voc.


Perang ini dilakukan di Malaka yang dipimpin oleh Iskandar Muda yang melawan portugis. Penyebab perlawanan ini disebabkan oleh kapal-kapal portugis yang selalu menggangu kapal-kapal dagang Aceh dimanapun berada ,karena Porugis tidak senang melihat Aceh berkembang, Oleh karena itu tindakan kapal-kapal Potugis telah  mendorong munculnya perlawanan rakyat Aceh. Sebagai persiapan Aceh melakukan langkah-langkah antara lain:
  • Melengkapi kapal-kapal dagang Aceh dengan persenjataan,meriam dan prajuri.
  • Mendatangkan bantuan persenjataan,sejumlah tentara dan beberapa ahli Turki pada tahun 1567.
  • Mendatangkan bantuan persenjataan dari Kalikut dan Jepara.


Setelah bantuan sudah datang Aceh langsung menyerang portugis di Malaka. Dan Portugis pun mengeluarkan seluruh tenaganya untuk melawan Aceh akan tetapi Portugis dapat dikalahkan oleh Aceh,yang di pimpin oleh Sultan Iskandar Muda. Iskandar Muda adalah raja yang gagah berani melawan Portugis dan mengusir penjajah asing. Dan pada tahun 1629 Iskandar muda melancarkan serangan yang ada di Malaka. Menghadapi semua ini Portugis sempat kewalahan dalam menghadapi pasukan Iskandar Muda. Namun serangan Aceh kali ini tidak berhasil dalam melawan Portugis maupun mengusirnya. Hubungan Aceh dan Portugis semakin memburuk . banyak bentrokan-bentrokan antara Aceh dan Portugis tetapi mereka belum berhasil satu dengan yang lainya,baik Portugis ingin menguasai Aceh atau Aceh yang berkeinginan untuk mengusir Portugis dari daerahnya. Dan yang berhasil mengusir Portugis ialah cuman VOC pada tahun 1641. Dan tidak ada dampak perlawanan dan tidak ada peninggalan perlawanan atau bukti dari perlawanan ini.


   2.  Maluku angkat senjata.


Portugis masuk kemaluku pada tahun 1521 yang berpusat di Ternate. Dan Portugis dapat diusir oleh VOC dari Ambon dan kemudian menetap di Timor Timur. Namun berbagai serangan itu selalu dapat dipatahkan oleh kekuatan VOC yang memiliki peralatan senjata lebih lengkap. Rakyat terus mengalami penderitaan akibat kebijakan monopoli rempah-rempah yang disertai dengan Pelayaran Hongi. Pada tahun 1680,VOC memaksakan sebuah perjanjian baru dengan penguasa Tidore. Kerajaan Tidore semula sebagai sekutu turun statusnya menjadi vassal voc. Penempatan Tidore sebagai vassal atau daerah kekuasaan VOC telah menimbulkan protes keras dari Pangeran Nuku.Akhirnya Nuku memimpin perlawanan rakyat. Dan timbulah perang hebat antara rakyat Maluku di bawah pimpinan pangeran nuku melawan kekuatan kompeni Belanda (tentara VOC). Upaya perlawanan dari Pangeran Nuku adalah untuk mendapat dukungan rakyat,bukan hanya rakyat Maluku saja tetapi rakyat didaerah lainnya.Sultan Nuku juga berhasil menyakinkan Sultan Aharal dan Pangeran Ibrahim dari Ternate untuk bersama-sama melawan VOC. Bahkan dalam perlawanan ini Inggris juga memberi dukungan terhadap Sultan Nuku. Belanda kewalahan dan tidak mampu membendung ambisi Nuku untuk lepas dari dominasi Belanda. Akhirnya Sultan Nuku berhasil mengembangkan pemerintahan yang berdaulat dan melepaskan diri dari dominasi Belanda di Tidore sampai akhir hayatnya(tahun 1805). Dan akibat dari perlawanan ini pangeran Nuku mendapatkan gelar Tuan Sultan Amir Muhammad Syaifudin Syah sebagai dampak dari perlawanan ini dan salah satu peninggalan perlawanan ini adalah makam sultan nuku yang sekarang menjadi objek wisata sejarah di Tidore.


    3. Perlawanan Sultan Agung Vs J.P coen.

Sultan Agung adalah raja yang paling terkenal dari Kerajaan Mataram. Pada masa pemerintahan Sultan Agung, Mataram mencapai zaman keemasan. Cita-cita Sultan Agung antara lain:
(1) mempersatukan seluruh tanah Jawa, dan
(2) mengusir kekuasaan asing dari bumi Nusantara. Terkait dengan cita-citanya ini maka Sultan Agung sangat menentang keberadaan kekuatan Voc di Jawa. Apa lagi Tindakan yang terus memaksakan untuk memonopoli perdagangan,Voc juga sering menghalang halangi kapal kapal dagang Mataram yang akan berdagang ke Malaka, Voc menolak untuk mengakui kedaulatan Mataram,dan keberadaan Voc di Batavia telah memberikan ancaman serius bagi masa depan pulau jawa. Dengan tindakan Voc inilah terjadilah Perlawanan yang terjadi di Jawa dengan tokoh pemimpin Sultan Agung.Pasukan Mataram di bawah pimpinan Tumenggung Baureksa menyerang Batavia dan mempertahankan Pulau Jawa, Sultan Agung dan pasukan Mataram mempersiapkan pasukan dengan segenap persenjataan, berusaha membangun pos pos pertahanan, Mengepung Batavia dari berbagia tempat,meningkatkan jumlah kapal dan senjata,membangun lumbung lumbung beras.
      Setelah Pasukan Sultan Agung mengalami kekalahan ia tidak lantas mengalah melainkan melakukan perlawanan yang kedua terhadap Voc namun informasi bahwa Mataram akan melakukan penyerangan terhadap Voc telah di ketahui oleh pihak Voc sehingga Voc mengirim pasukan dengan kapal yang menyebabkan 200 kapal Mataram ,400 rumah penduduk dan sebuah lumbung beras di hancurkan oleh VOC dan akhirnya Sultan Agung meninggal pada tahun 1645. 

     4. Perlawanan Banten.

Banten merupakan tempat yang strategis sebagai bandar perdagangan Internasional, Belanda ingin menguasai Banten namun yidak pernah berhasil. Karena tidak tidak berhasil menguasai Banten Voc membangun Bandar di Batavia pada tahun 1619. Terjadi persaingan antara Batavia dan Banten merebutkan bandar perdagangan internasional. Oleh karena itu Banten melakukan penyerangan terhadap Voc.Di daerah Banten dengan melibatkan beberapa tokoh yaitu Sultan Ageng Tirtayasa,Ki Tapa dan Ratu Bagus. Penyebab terjadinya perlawanan ini adalah Voc sering melakukan blokade,Jung jung Cina dan kapal kapal dagang dari Maluku di larang menuju Banten.
Untuk melawan Voc Banten melakukan dengan beberapa Upaya yaitu mengirim pasukan untuk mengganggu kapal dagang Voc ,merusak kebun tebu milik Voc dan Membangun saluran Irigasi dari sungai Untung Jawa sampai Pontang,untuk mempermudah transportasi perang.


Sumber: Indonesia Dalam Arus Sejarah jilid 4 (Kolonisasi dan Perlawanan), 2012.
Gambar 2.7 Sisa-sisa istana Surosowan.
Pada tahun 1671 Sultan Ageng Tirtayasa mengangkat putra mahkota Abdulnazar Abdulkahar sebagai raja pembantu yang lebih dikenal dengan nama Sultan Haji. Sebagai raja pembantu Sultan Haji bertanggung jawab urusan dalam negeri, dan Sultan Ageng Tirtayasa bertanggung jawab urusan luar negeri dibantu puteranya yang lain, yakni Pangeran Arya Purbaya. Namun harus diingat bahwa semangat juang Sultan Ageng Tirtayasa beserta pengikutnya tidak pernah padam. Ia telah mengajarkan untuk selalu menjaga kedaulatan negara dan mempertahankan tanah air dari dominasi asing. Hal ini terbukti setelah Sultan Ageng Tirtayasa meninggal, perlawanan rakyat Banten terhadap VOC terus berlangsung. Misalnya pada tahun 1750 timbul perlawanan yang dipimpin oleh Ki Tapa dan Ratu Bagus. Perlawanan ini ternyata sangat kuat sehingga VOC kewalahan menghadapi serangan itu. Dengan susah payah akhirnya perlawanan yang dipimpin Ki Tapa dan Ratu Bagus ini dapat dipadamkan. Sisa dari peperangan ini meninggalkan istana surosowan dan irigasi sungai.


     5. Perlawanan Goa.


Kerajaan goa adalah kerajaan yang terbuka bagi setiap negara yang singgah disana. Somba ompu adalah pelabuhan milik kerajaan goa. Banyak pedagang dari negara lain tinggal disitu , bahkan mereka dapat membangun loji .sesampainya VOC datang , mereka ingin merebut somba ompu karna letak yang strategis dan dilalui jalur perdagangan internasional .  tindakan VOC yang anarkis dan provokatif serta ambisi VOC yg memaksakan monopoli di goa membuat Sultan hasannudin  tidak tahan dengan tindakan VOC  , Beliau ingin menghentikan tindakan VOC tersebut.Beberapa Upaya pun  dilakukan untuk melawan VOC  yaitu dibangunnya benteng-benteng pertahanan disepanjang pantai. Beberapa sekutu goa mulai dikoordinasikan untuk melawan voc.sementara itu voc juga mempersiapkan diri untuk menunukkan goa politik devide et empera pun dilancar kan.beberapa serangan belanda mampu ditahan oleh sulatan hasanudin . tetapi dengan kekuatan senjata yang lebih lengkap,voc berhasil mendesak sultan hasanuddin.kemudian sultan hassanudin dipaksa untuk menandatangani perjanjian bongaya . yang isinya :
1. Goa harus mengakui hak monopoli VOC
2. Semua orang Barat, kecuali Belanda harus meninggalkan wilayah Goa
3. Goa harus membayar biaya perang


Sultan tidak ingin menandatangani perjanjian tersebut ,karna itu sangat bertentangan dengan hati nularinya dan semboyan makassar/goa.pada tahun 1668 sultan mencoba menggerakkan rakyat goa untuk menyerang belanda ,tetapi hal tersebut dapat dipadamkan oleh belanda.benteng rakyat (rotterdam) pun jatuh ketangan VOC . sampai sekarang benteng rakyat menjadi peninggalan agar senantiasa mengingat perlawanan VOC di Goa.

      6. Rakyat riau angkat senjata.

Ambisi voc ingin memonopoli perdagangan & menguasai nusantara terus dilakukan, VOC juga mulai mengincar Kepulauan Riau. Dengan politik memecah belah VOC mulai berhasil menanamkan pengaruhnya di Riau. Kerajaan-kerajaan kecil seperti Siak, Indragiri, Rokan, dan Kampar semakin terdesak oleh pemaksaan monopoli dan tindakan sewenang-wenang dari VOC. Oleh karena itu, beberapa kerajaaan mulai melancarkan perlawanan.



Salah satunya yaitu perlawanan dari kerajaan riau.Raja Siak Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah (1723 – 1744) memimpin rakyatnya untuk melawan VOC. Ia membuat benteng di pulau bintan yang dikomandoi oleh raja lela muda yang anehnya ia selalu mengajak putranya untuk berperang, jadi raja indra pahlawan. Sehingga ia pandai berperang pada usia muda & sifat bela negara telah tertancap pada jiwa raja indra pahlawan.
Dalam suasana konfrontasi dengan VOC itu, Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah wafat. Sebagai gantinya diangkatlah puteranya yang bernama Muhammad Abdul Jalil Muzafar Syah (1746 -1760).pada tahun 1751 berkobar perang melawan VOC .sebagai strategi dalam menghadapi siak , VOC menahan kapal-kapal menuju siak . Oleh karena itu segera dipersiapkan kekuatan yang lebih besar untuk menyerang VOC. pimpinan pasukan dipercayakan kembali kepada Raja Indra dan Panglima Besar Tengku Muhammad Ali diperkuat dengan kapal perang Harimau Buas yang dilengkapi peralatan perang.terjadi peperangan yang sengit di pulau guntung . VOC membawa meriam besar sehingga siak sulit menembus benteng nya . teapi VOC juga banyak menjadi korban dan VOC terus mendatangkan bantuan .hal itu membuat siak mundur .
Sultan siak  bersama panglima dan penasihat mengatur siasat baru .dengan memberi hadiah perdamaian antara siak dengan VOC  yang dikenal dengan “siasat hadiah sultan” .waktu perundingan di loji di pulau guntung , malah sultan siak disuruh tunduk untuk menaati VOC . sultan memberi kode kepada anak buahnya agar segera membunuh orang-orang diloji.loji pun segera dibakar dan sultan kembali ke siak . mereka kembali dengan kemenangan . siasat ini tak lepas dari raja indra pahlawan , sehingga ia diberi gelar “panglima perang raja indra pahlawan datuk lima puluh” 


       7. ORANG ORANG CINA BERONTAK

            Negara Negara asing yang dating ke Indonesia dengan tujuan menguasai Indonesia ini menimbulkan banyak penderitaan bagi bangsa Indonesia terutama kehadiran kongsi dagang VOC yang selalu bersifat serakah ,hal tersebut yang memicu perlawanan perlawanan yang terjadi di nusantara.
            Selain itu kehadiran VOC juga membebankan warga asing yang ada di Indonesia seperti Cina meski karena strategi VOC sendiri namun akhirnya juga menimbulkan konflik sehingga terjadi pemberontakan oleh orang-orang cina.
            Hal tersebut didasari oleh Untuk pembatasan yang dilakukan VOC yaitu mengeluarkan ketentuan bahwa setiap orang Cina yang tinggal di Batavia harus memiliki surat izin bermukim yang disebut permissiebriefjes atau “surat pas”. Apabila tidak memiliki surat izin, maka akan ditangkap dan dibuang ke Sailon (Sri Langka) untuk dipekerjakan di kebun-kebun pala milik VOC atau akan dikembalikan ke Cina. Biaya untuk mendapatkan surat izin itu yang resmi dua ringgit per orang. Tetapi dalam pelaksanaannya untuk mendapatkan surat izin terjadi penyelewengan dengan membayar lebih mahal.
Akibatnya banyak yang tidak mampu memiliki surat izin tersebut. Orang-orang Cina yang tidak memiliki surat izin bermukim ditangkapi. Tetapi mereka banyak yang dapat melarikan diri keluar kota. Akhirnya mereka membentuk kelompok untuk menyerang VOC.
Dalam perlawanan ini tokoh yang menjadi pelopor adalah Oey Panko atau kemudian dikenal dengan sebutan Khe Panjang, kemudian di Jawa menjadi Ki Sapanjang. Nama ini dikaitkan dengan perannya dalam memimpin perlawanan di sepanjang pesisir Jawa.
Upaya pemberontakan itu dimulai pada tahun 1740 terjadi kebakaran di Batavia. VOC menafsirkan peristiwa ini sebagai gerakan orang-orang Cina yang akan melakukan pemberontakan,selain itu Perlawanan dan kekacauan yang dilakukan orang-orang Cina itu kemudian meluas di berbagai tempat terutama di daerah pesisir Jawa. Perlawanan orang-orang Cina ini mendapat bantuan dan dukungan dari para bupati di pesisir. Bahkan yang menarik atas desakan para pangeran, Raja Pakubuwana II juga ikut mendukung pemberontakan orang-orang Cina tersebut. Pada tahun 1741 benteng VOC di Kartasura dapat diserang sehingga jatuh banyak korban
Sayangnya VOC semakin menambah kekuatan untuk menghadapi perlawanan tersebut akhirnya pemberontakan orang-orang cina dapat diselesaikan dan dimenangkan oleh VOC kemudian Pakubuwana II mengambil jalan damai dengan VOC.



      8.PERLAWANAN PANGERAN MANGKUBUMI DAN MAS SAID

            Setelah  pemberontakan orang-orang cina Pakubuwana II yang mengambil jalan damai dengan VOC semakin memiliki hubungan baik hingga menjalin persahabatan dengan VOC hal in membuat para bangsawan kerajaan kecewa atas tindakan Pakubuwana II tersebut.Karena hal tersebut semakin member celah VOC untuk menyusun strategi baru menguasai daerah.hal itu memicu adanya perlawanan yang dilakukan oleh Pangeran Mangkubumi dan Mas Said.
            Mas Said yang sejak usia 14 tahun telah diangkat pegawai rendahan di kerajaan meminta kenaikan pangkat,bukanya tercapai malah mas said mendapat ceraan dan dituduh ikut serta dalam perlawanan orang-orang cina.mendapati semua itu mas said merasa kesal akhirnya mempunyai niat untuk melawan VOC yang telah membuat suasana kerajaan menjadi tidak baik,dia pergi ke daerah nglaroh membentuk pasukan dan menyusun kekuatan untuk menyerang VOC  .
            Perlawanan yang dilakukan mas said terus menerus tersebut membat pakubuwana II geram dan mebuat sayembara barang siapa yang bisa menumbangkan Mas Said dan pasukannya tersebut  akan diberikan tanah sukowati.
            Mangkubumi mencoba untuk mengikuti dan berhasil,namun Pakubuwana II tidak menepati janjinya tersebut karena bujukan priyanggala.Dan pihak asing yang menuduh Mangkubumi hanya mencari kekuasaan.Mangkubumi yang tidak terima akan cercaan tersebut pergi kesukowati bertemu dengan Mas Said.
            Kemudian mereka menyusun pertahanan untuk perlawanan terhadap VOC sekaligus memperingatkan tindak Pakubuwana II.Mas Said dibagian timur dengan pusat sukowati dan Mangkubumi bagian barat degan pusat Plered,Yogyakarta.
        Pakubuwana II dengan VOC membuat perjanjian yang lebih menguntungkan VOC,yang membuat Mas Said dengan Mangkubumi semakin geram dan memperkuat perlawanan.tetapi perlawanan Mangkubumi berakhr dengan adanya Perjanjian Giyanti dan Mas Said dengan Perjanjian Salatiga.  






 PERANG MELAWAN HINDIA BELANDA




  1.    Perlawanan Tondano  1 dan 2

  •      Perlawana Tondano 1



Didalam perlawanan ini ada dua pase yang pertama yaitu perang perlawanan Tondano 1 dan 2 yang perlawanan Tondano 1 di latar belakangi  oleh Perang Tondano yang terjadi pada 1808-1809 adalah perang yang melibatkan  orang Minahasa di Sulawesi Utara dan pemerintah kolonial Belanda pada  permulaan abad XIX. Perang pada permulaan abad XIX ini terjadi akibat dari  implementasi politik pemerintah kolonial Hindia Belanda oleh para pejabatnya di  Minahasa, terutama upaya mobilisasi pemuda untuk dilatih menjadi tentara . dan penyebab  perang Tondano pertama yaitu Belanda memaksa untuk memonopoli perdagangan di tondano dan untuk melemahkan orang-orang Minahasa,dengan cara VOC membendung sungai Temberan.Akibatnya aliran sungai meluap dan menggenangi tempat tinggal rakyat dan para pejuang Minahasa. Setelah itu Simon Cos mengeluarkan sebuah ultimatum yang berisi:
(1) Orang-orang Tondano harus menyerahkan para tokoh pemberontak  kepada VOC.
(2) orang-orang Tondano harus membayar ganti rugi dengan  menyerahkan 50-60 budak sebagai ganti rugi rusaknya tanaman padi karena  genangan air Sungai Temberan. Ternyata rakyat Tondano bergeming dengan  ultimatum VOC tersebut. Simon Cos sangat kesal karena ultimatumnya  tidak berhasil. Dan akhirnya pasukan Voc  ditarik mundur ke Manado. Setelah itu rakyat Tondano menghadapi masalah dengan hasil pertanian yang menumpuk, tidak ada yang membeli. Dengan terpaksa mereka kemudian mendekati VOC untuk membeli hasil-hasil pertaniannya. Dengan demikian terbukalah tanah Minahasa oleh VOC. Berakhirlah Perang Tondano I. Orang-orang Minahasa itu kemudian memindahkan perkampungannya di Danau Tondano ke perkampungan baru di daratan yang diberi nama Minawanua (ibu negeri).
  • Perlawanan Tondano 2

Tidak sampai disini saja ternyata masih ada perlawanan tondano selanjutnya ketika memasuki abad ke-19. Perlawanan ini di sebabkan oleh kebijakan gebernur jenderal daendels. Tidak cuman itu saya para rakyat dipaksa untuk menyerahkan beras secara Cuma-Cuma kepada belanda Dengan dibantu  oleh para ukung(ukung adalah pemimpin dalam suatu wilayah walak atau daerah setingkat distrik) untuk melawan belanda upaya yang dilakukan adalah menyerang belanda dengan cara diam-diam ,para orang-orang tondano menunggu momen yang pas untuk melawan belanda dengan cara menunggu pasukan prediger mulai mengendorkan serangannya. Dan disitulah momen yang pas untuk orang-orang tondano  mulai menyerang pasukan belanda, dengan hebatnya sehingga beberapa korban berjatuhan dari pihak belanda. Setelah itu terpetiklah berita kapal Belanda yang paling besar tenggelam di danau.


Dan dampak dari perlawana Tondano 1 dan 2 yaitu rusaknya pagar bambu berduri yang membatasi danau dengan perkampungan minawanua,dan banyak korban berjatuhan dari pihak belanda maupun masyarakat minawanua. Tidak cuman dampaknya peninggalan dari perlawanan tondano 1 dan 2 juga ada yaitu Danau Tondano usai pemusnahan hunian diatas air, dan Benteng pertahanan Moraya milik para pejuang. Dari perlawana Tondano 1 dan 2 juga terdapat nilai yang dapat kita ambil yaitu semangat yang tidak ada henti-hentinya dari para pejuang kita untuk melawan para penjajah.

     2. Perang pattimura angkat senjata.

Penyebab terjadinya  perang Pattimura yang terjadi di Maluku pada tahun 1817 adalah:
  • Kembalinya pemerintah kononial Belanda di Maluku dari tangan Inggris
  • Adanya monopoli perdagangan yang diperketat , penyerahan wajib SDA Maluku dan kerja paksa
  • pemerintahan Kolonial belanda memberlakukan kembali penyerahan wajib dan kerja wajib
  • Belanda juga mulai menggerakkan tenaga dari kepulauan Maluku untuk menjadi serdadu(Tentara) Belanda.
Maka dari itu para tokoh dan pemuda Maluku mengadakan pertemuan rahasia yang bertempat:
  • Di pulau Haruku,yaitu pulau yang dihuni orang-orang Islam
  • Di pulau Saparua,pulau yang dihuni orang –orang Kristen,tanggal 14 mei 1817

Dalam berbagai pertemuan itu  disimpulkan bahwa rakyat Maluku tidak ingin terus menderita di bawah  keserakahan dan kekejaman Belanda. Oleh karena itu, perlu mengadakan  perlawanan untuk menentang kebijakan Belanda. Residen Saparua harus  dibunuh. Sebagai pemimpin perlawanan dipercayakan kepada pemuda  yang bernama Thomas Matulessy yang kemudian terkenal dengan gelarnya  Pattimura. Thomas Matulessy pernah bekerja pada dinas angkatan perang  Inggris.



Upaya yang dilakukan oleh para pejuang untuk melawan dan mengusir belanda dengan cara rakyat Maluku berperang  dimulai dengan menghancurkan kapal-kapal Belanda  di pelabuhan. dan mengumpulkan perahu-perahu untuk menyerang Benteng Durstede di saparua. Ternyata di benteng itu sudah berkumpul pasukan Belanda. Dengan demikian terjadilah pertempuran antara para pejuang Maluku melawan pasukan Belanda. Dan tokoh yang berperan didalam perang ini yaitu Thomas Matulesi(pattimura),Cristina Martha Tiahahu,Paulus Tiahahu,Ulupaha,Anthony Reebok,Philipe Latumahina,Said Parinta,dan teman-teman lainnya. Dan Pattimura menyerang Benteng Zeelandia di pulau Haruku . Namun gagal karena kuatnya pasukan Belanda di bawah pimppinan komandan Groot. Tawaran perundingan tidak menghasilkan kesepakatan. Agustus 1817,Belanda berhasil merebut kembali  Benteng Duurstede. Banyak pembantu Pattimura yang tertangkap dan gugur. Pada tanggal 1 desember 1817 pattimura tertangkap dan dihukum gantung di alun-alun kota ambon ,Christina Martha Tiahahu dan 39 orang lainnya dibuang ke jawa sebagai pekerja rodi dan pada tanggal 2 januari 1818,Christina wafat dan dibuang ke laut antara pulau baru dan pulau tiga. Daerah di kepulauan itu jatuh kembali ke tangan Belanda dan berakhirlah perlawanan Pattimura. Dampak dari perlawanan ini adalah kita kehilangan sosok pahlawan yang berani melawan belanda yaitu pattimura yang dihukum gantung di alun-alun kota ambon,dari kisah ini kita bisa mengambil nilai prarotisme  yaitu  semangat yang tidak ada henti-hentinya dari para pejuang kita untuk melawan para penjajah, Dan kita bisa meniru para pahlawan kita yang telah menjunjung dan mempertahankan tanah air tercinta ini.

3.  
            3. Perang Padri


Perang padri sebenarnya merupakan perlawanan kaum Padri terhadap dominasi pemerintahan Hindia Belanda di Sumatera Barat. Perang ini bermula adanya pertentangan antara kaum Padri dengan kaum Adat. Adanya pertentangan antara kaum Padri dengan kaum Adat telah menjadi pintu masuk bagi campur tangan Belanda. Perlu dipahami sekalipun masyarakat Sumatera Barat sudah memeluk agama Islam, tetapi sebagian masyarakat masih memegang teguh adat dan kebiasaan yang kadang-kadang tidak sesuai dengan ajaran Islam.
Sejak akhir abad ke-18 telah datang seorang ulama dari kampung Kota Tua di daratan Agam. Karena berasal dari kampung Kota Tua maka ulama itu terkenal dengan nama Tuanku Kota Tua. Tuanku Kota Tua ini mulai mengajarkan pembaruan-pembaruan dan praktik agama Islam. Dengan melihat realitas kebiasaan masyarakat, Tuanku Kota Tua menyatakan bahwa masyarakat Minangkabau sudah begitu jauh menyimpang dari ajaran Islam.
        Pada fase pertama di mulai gerakan kaum Padri menyerang pos-pos dan penyegatan terhadap patroli –patroli Belanda.Menggerakan sekitar 20.000 sampai 25.000 pasukan untuk mengadakan serangan di sekitar hutan di sebelah timur gunung. Pasukan Padri menggunakan senjata-senjata tradisional, seperti tombak, dan parang. Karena merasa kewalahan dalam melawan kaum Padri, maka Belanda mengambil strategi damai. Oleh karena itu, pada tanggal 26 Januari 1824 tercapailah perundingan damai antara Belanda dengan kaum Padri di wilayah Alahan Panjang. Perundingan ini dikenal dengan Perjanjian Masang.

         Pada fase kedua Kolonel De Stuers yang merupakan penguasa sipil dan militer di Sumatera Barat berusaha mengadakan kontak dengan tokoh-tokoh kaum Padri untuk menghentikan perang dan sebaliknya perlu mengadakan perjanjian damai. Kaum Padri tidak begitu menghiraukan ajakan damai dari Belanda, karena Belanda sudah biasa bersikap licik. Belanda kemudian minta bantuan kepada seorang saudagar keturunan Arab yang bernama Sulaiman Aljufri untuk mendekati dan membujuk para pemuka kaum padri agar dapat diajak berdamai.

      Pada fase ke tiga Pada pertempuran fase ketiga ini kaum Padri mulai mendapatkan simpati dari kaum Adat. Dengan demikian kekuatan para pejuang di Sumatera Barat akan meningkat. Orang-orang Padri yang mendapatkan dukungan kaum Adat itu bergerak ke pos-pos tentara Belanda.
Akibat perlawanan ini di pihak Tuanku Pasaman kehilangan 350 orang prajurit,termasuk putra Tuanku pasaman. Sementara itu pasukan Belanda setelah berhasil menguasai seluruh lembah Tanah Datar, kemudian mendirikan benteng di Batu sangkar yang kelak terkenal dengan sebutan Front Van der Capellen. Bulan September 1822 kaum Padri berhasil mengusir Belanda dari Sungai Puar ,Guguk Sigandang dan Tajong Alam.Dan pada tanggal 15 November 1825 ditandatangani Perjanjian Padang. Pajak pasar dan berbagai jenis pajak mulai dihapuskan, Kemudian dikeluarkan Plakat Panjang.
Setelah kekuatan pasukan Tuanku Nan Cerdik dapat dihancurkan, pertahanan terakhir perjuangan kaum Padri berada di tangan Tuanku Imam Bonjol. Tahun 1834 Belanda dapat memusatkan kekuatannya untuk menyerang pasukan Imam Bonjol di Bonjol. Jalan-jalan yang menghubungkan Bonjol dengan daerah pantai sudah diblokade oleh tentara Belanda. Tanggal 16 Juni 1835 benteng Bonjol dihujani meriam oleh serdadu Belanda. Agustus 1835 benteng di perbukitan dekat Bonjol jatuh ke tangan Belanda. Pada tanggal 25 Oktober 1837 Tuanku Imam Bonjol ditangkap. Imam Bonjol sendiri kemudian dibuang ke Cianjur, Jawa Barat. Tanggal 19 Januari 1839 ia dibuang ke Ambon dan tahun 1841 dipindahkan ke Manado sampai meninggalnya pada tanggal 6 November 1864.
         Nilai yang dapat di ambil dari perlawanan ini adalah semangat yang tidak ada hentinya dari pejuang kita untuk melawan penjajah dan untuk mempertahankan wilayah serta adat dan budaya islam.

       4. Perang Di Ponegoro

Perang Di Ponegoro terjadi di Jawa khususnya  di Surakarta dan Yogyakarta . perang ini di sebabkan karena campur tangan kolonial terhadap pemerintah lokal tidak jarang mempertajam konflik yang sudah ada atau dapat melahirkan konflik baru di lingkungan kerajaan. Campur kolonial itu juga membawa pergeseran adat dan budaya keraton yang sudah lama ada di keraton bahkan melahirkan budaya Barat yang tidak sesuai dengan Budaya Nusantara, seperti minum- minuman keras. Dan juga pada waktu itu pemerintah kerajaan mengijinkan perusahaan asing menyewa tanah sawah untuk kepentingan perusahaan. Akibatnya, rakyat menderita dan tidak dapat mengembangkan hidup dengan pertaninnya,tetapi jusrtu menjadi tenaga kerja paksa.

Perang ini juga bermula saat insiden anjir Sejak tahun 1823, Smissaert diangkat sebagai residen di Yogyakarta. Tokoh Belanda ini dikenal sebagai tokoh yang sangat anti terhadap Pangeran Diponegoro. Oleh karena itu, Smissaert bekerja sama dengan Patih Danurejo berusaha menyingkirkan Pangeran Diponegoro dari istana Yogyakarta. Pada suatu hari di tahun 1825 Smissaert dan Patih Danurejo dalam rangka membuat jalan baru memerintahkan anak buahnya untuk memasang anjir. Upaya yang di lakukan pangeran Diponegoro untuk mencabuti anjir /patok-patok itu dan di gantikannya dengan tombak-tombak mereka. Pangeran Diponegoro mendapat banyak dukungan untuk melawan Belanda dengan berbagai pertimbangan, Pangeran Diponegoro dan pasukannya menyingkir ke arah selatan ke Bukit Selarong.


Untuk mengawali perlawanannya terhadap Belanda Pangeran Diponegoro membangun benteng pertahanan di Gua Selarong. Dalam memimpin perang ini Pangeran Diponegoro mendapat dukungan luas baik masyarakat, para punggawa kerajaan dan para bupati. Tercatat 15 dari dari 29 pangeran dan 41 dari 88 bupati bergabung dengan Pangeran Diponegoro. Ia juga menyusun beberapa strategi perang. Dan juga membangun beberapa markas komando cadangan. Sebagai pucuk pimpinan Pangeran Diponegoro didampingi oleh Pangeran Mangkubumi (paman Pangeran Diponegoro), Ali Basyah Sentot Prawirodirjo sebagai panglima muda, dan Kiai Mojo bersama murid-muridnya.
Dampak dari perlawanan ini adalah beberapa pos Belanda dapat di kuasai,dan pangeran Diponegoro di nobatkan sebagai raja dengan gelar: Sultan Abdulhamid Herucokro (Sultan Ngabdulkamid Erucokro).  Pangeran Diponegoro juga melakukan perluasan daerah dan juga terus meningkat. Pergerakan pasukan Pangeran Diponegoro meluas ke daerah Banyumas,Kedu,Pekalongan,Semarang dst. Untuk menghadapi perlawanan Diponegoro yang terus meluas itu, Belanda berusaha meningkatkan kekuatannya. Dampak lainya di bangunnya benteng Stelsel peninggalan pada perlawanan ini adalah gua selarong.

         5. PERANG ACEH BERJIHAD

Aceh dikenal dengan kejadian tsunami pada tahun 2004 dan juga dikenal sebagai serambi mekkah yang juga merupakan kerajaan berdaulat. Akan tetapi kedaulatan itu terganggu akibat kekejaman belanda sehingga melahirkan perang aceh pada tahun 1873-1912 Aceh memiliki kedudukan yang strategis. Aceh menjadi pusat perdagangan. Daerahnya luas dan memiliki hasil penting seperti lada, hasil tambang, serta hasil hutan. Karena itu dalam rangka mewujudkan Pax Neerlandica, Belanda sangat berambisi untuk menguasai Aceh.tetapi orang aceh tetap ingin mempertahankan aceh hal tersebut didukung oleh traktat london  yang menjadi kendala belanda.perkembangan politik yang semakin memohok kesultanan aceh adalah traktat sumatera pada tanggal 7 november 1871 yang ditandatangani oleh inggris dan belanda isi traktat tersebut adalah belanda bebas memperluas wilayah kekuasaan nya disumatera.tahun 1873 aceh mengirim Habi Abdurrahman untuk ke turki untuk meminta bantuan senjata . langkah tersebut diketahui belanda dan aceh dinilai membangkang atas traktat sumatera .lalu pecahlah pertempuran aceh dengan belanda. Upaya aceh menghadapi belanda adalah  Gerakan menuju aneksasi terus diintensifkan. Aceh berusaha mencari sekutu dengan negara-negara lain membangun pos-pos pertahanan. Jumlah pasukan juga ditingkatkan dan ditempatkan di beberapa tempat strategis.tentara belanda dibawah pimpinan Jenderal Mayor J.H.R. Kohler terus menyerang aceh .perkiraan belanda yang dimana aceh lemah secara politik membuat belanda optimis mereka akan dapat menundukkan aceh , tapi tidak semudah itu tentara aceh dibawah pimpinan Teuku Imeum Lueng Bata  dapat membalasnya.pada tanggal 6 januari  1874 masjid itu dibakar sehingga pada tanggal 15 januari belanda dapat menduduki istana yang kosong. Para pejuang Aceh tidak mengendorkan semangatnya Semangat juang semakin meningkat seiring pulangnya Habib Abdurrahman dari Turki pada tahun 1877. Tokoh ini kemudian menggalang kekuatan bersama Tengku Cik Di Tiro. Pasukannya terus melakukan serangan-serangan ke pos-pos Belanda. Kemudian Belanda menambah kekuatannya sehingga dapat mengalahkan serangan – serangan yang dilakukan pasukan Habib Abdurrahman dan Cik Di Tiro. Di bawah pimpinan Van der Heijden, Belanda berhasil mendesak pasukan Habib Abdurrahman, bahkan Habib Abdurrahman akhirnya menyerah kepada Belanda. Sementara Cik Di Tiro mendur ke arah Sigli untuk melanjutkan perlawanan. Belanda berhasil menguasai beberapa daerah seperti Seunaloh, Ansen Batee. Tahun 1884 muhammad daud syah dinobatkan sebagai sultan,dengan penobatan ini pemuka aceh memproklamirkan ikrar prang sabil . dengan begitu perlawanan aceh semakin meluas.diaceh bagian barat teuku umar bersama istrinya cut nyak dien .pertempuran sengit di meulaho .beberapa pos pertahanan berhasil direbut umartahun 1891 cut ditiro meninggal ,tahun1893 umar menyerah pada belanda.pada tanggal 26 maret 1896 teuku umar berbalik melawan . hal itu membuat belanda geram .snouck horgronye menyamar menjadi rakyat biasa dan mengetahui beberapa hal . sehingga ia mengusulkan cara melawannya adalah
1.perlumemecahbelah persatuan dan kesatuanmasyarakat aceh.
2. menghadapikaum ulama yang fanatik dalam memimpin perlawanan harus dengan kekerasan .Bersikap lunak thd kaum bangsawan dan keluarganya diberi kesempatan u/ masuk korp pamong praja dlm pemerintah konial belanda.Perang terjadi selama 10 th. Di Aceh bagian barat Teuku Umar mempersiapkan pasukannya untuk melakukan penyerangan secara besar-besaran ke arah Meulaboh. Tetap tampaknya persiapan Teuku Umar ini tercium oleh Belanda. Maka Belanda segera menyerang benteng pertahanan Teuku Umar. Terjadilah pertempuran sengit pada Februari 1899. Dalam pertempuran ini Teuku Umar gugur sebagai suhada. Perlawanan dilanjutkan oleh Cut Nyak Dien. Cut Nyak Dien dengan pasukannya memasuki hutan dan mengembangkan perang gerilya.Perlawanan rakyat Aceh belum berakhir. Para pejuang Aceh di bawah komando sultan dan Panglima Polem terus berkobar. Setelah istana kerajaan di Keumala diduduki Belanda, sultan melakukan perlawanan dengan berpindah-pindah bahkan juga melakukan perang gerilya. Sultan menuju Kuta Sawang kemudian pindah ke Kuta Batee Iliek. Tetapi kuta-kuta ini berhasil diserbu Belanda. Sultan kemudian menyingkir ke Tanah Gayo. Pada tahun berikutnya Belanda menangkap istri sultan, Pocut Murong. Karena tekanan Belanda yang terus menerus, pada Januari 1903 Sultan Muhammad Daud Syah terpaksa menyerah. Demikian siasat licik dari Belanda. Cara licik ini kemudian juga digunakan untuk mematahkan perlawanan Panglima Polem dan Tuanku Raha Keumala. Istri, ibu dan anak-anak Panglima Polem ditangkap oleh Belanda. Dengan tekanan yang bertubi-tubi akhirnya Panglima Polem juga menyerah pada 6 Serptember 1903. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Kerajaan Aceh yang sudah berdiri sejak 1514 harus berakhir. sebenarnya masih ada gerakan-gerakan perlawanan lokal yang berskala kecil yang sering terjadi. Bahkan dikatakan perang-perang kecil itu berlangsung sampai tahun 1942.
a.                                              b.
 

 a.cut nyak dien                        b.teuku umar  


    6.Perang Batak

kerajaan masyarakat Batak yang dipimpin oleh Raja Si Singamangaraja. Pusat pemerintahannya di Bakkara. Sejak tahun 1870 yang menjadi raja adalah Patuan Bosar Ompu Pulo Batu yang bergelar Si Singamangaraja XII. Pada tahun 1878 Raja Si Singamangaraja XII angkat senjata memimpin rakyat Batak untuk melawan Belanda. Penyebaran agama Kristen ini ditentang oleh Si Singamangaraja XII, karena dikhawatirkan perkembangan agama Kristen itu akan menghilangkan tatanan tradisional dan bentuk kesatuan negeri yang telah ada secara turun temurun.sang raja akhirnya menyebar kampanye yang mengakibatkan belanda merah telinga. Belanda menduduki Silindung sebagai langkah awal untuk memasuki tanah Batak yang merupakan wilayah kekuasaan Raja Si Singamangaraja XII. Belanda ingin menguasai seluruh tanah Batak.Dalam menghadapi perang melawan Belanda ini rakyat Batak sudah menyiapkan benteng pertahanan seperti benteng alam yang terdapat di dataran tinggi Toba dan Silindung.Pertempuran pertama terjadi di Bahal Batu. Si Singamangaraja XII dengan pasukannya berusaha memberikan perlawanan sekuat tenaga.teapi kalah melawan belanda,sehingga pasukan Si Singamangaraja ini harus ditarik mundur. Akibatnya justru pertempuran merembet ke daerah lain, misalnya sampai di Butar.Si Singamangaraja XII dengan sisa pasukannya bergerak menuju Huta Puong. Pada Juli tahun 1889 Si Singamangaraja XII kembali angkat senjata melawan ekspedisi Belanda.Tetapi pada tanggal 4 September 1899 Huta Puong juga jatuh ke tangan Belanda.Si Singamangaraja XII kemudian membuat pertahanan di Pakpak dan Dairi.Tahun 1907 pasukan Belanda di bawah komando Hans Christoffel memfokuskan untuk menangkap Si Singamangaraja XII. Si Singamangaraja XII berhasil dikepung rapat di daerah segitiga Barus Sidikalang dan Singkel.dengan cara menangkap Boru Sagala, istri Si Singamangaraja XII dan dua anaknya.Dalam keadaan terdesak, Si Singamangaraja XII dengan putera-puteranya tetap bertahan dan melakukan perlawanan sekuat tenaga. Tetapi dalam pertempuran itu Si Singamangaraja XII tertembak mati. Begitu juga putrinya Lopian dan dua orang puteranya Sutan Nagari dan Patuan. Dengan demikian berakhirlah Perang Batak.



7.PERANG BALI

Pemerintahan Hindia-Belanda yang menjadikan bangsa indonesia sengsara dan perkembangan dominasi Belanda inilah yang kemudian menyulut api perlawanan rakyat Bali kepada Belanda yang terkenal dengan sebutan “Perang Puputan”

 
 Hindia-Belanda Huskus Koopman yang membawa misi politik tidak mendapat respon baik dan sulit untuk membujuk warga bal untuk mengadakan perjanjian.Perjanjian tersebut adalah Persetujuan untuk penghapusan Hukum Tawan.meskipun diantara raja raja bali sudah ada yang menyetujia dan sudah tidak lagi memakai hukum tawan namun Raja Buleleng dan Karangasem serta klungkung masih beum bisa menerima perjanjian tersebut.
Belanda memaksa Raja Buleleng, Gusti Ngurah Made Karangasem agar melaksanakan isi perjanjian yang telah disepakati. Belanda juga menuntut agar Buleleng membayar ganti rugi atas kapal Belanda yang dirampas penduduk. Raja Gusti Ngurah Made Karangasem yang mendapat dukungan patihnya, I Gusti Ktut Jelantik, dengan tegas menolak tuntutan Belanda tersebut.
Setelh itu patih Ktut Jelantik terus mempersiapkan prajurit Buleleng dan memperkuat pos-pos pertahanan. Dalam pertempuran ini Raja Buleleng juga mendapat dukungan dari Kerajaan Karangasem dan Klungkung. Pertempuran terus terjadi antara para pejuang dari Buleleng, dibantu oleh para pejuang Karangasem, dan Klungkung melawan Belanda
. Persenjataan Belanda yang lebih lengkap dan modern, maka para pejuang Buleleng semakin terdesak. Benteng pertahanan Buleleng jebol dan ibu kota Singaraja dikuasai Belanda. Raja dan Patih Ktut Jelantik beserta pasukannya, terpaksa mundur sampai ke Desa Jagaraga.
Belanda terus memaksa dan memberikan tekanan kepad apara raja untuk menandatangani perjanjin penghapusan hokum tawan.Raja raja pun akhirnya memberikan tipu daya yaitu berpura pura menerima perjanjin tersebut dan sudah tidak lagi melaksanakan hukum tawan.tetapi sebenarnya tidak.
Mengetahui hal tersebut belanda mengeluarkan ultimatum untuk melaksanakan perjanjian yang telah ditandatangani.mereka tidak menggubris ultimatum tersebut malah semakin memperkuat pertahanan,dengan pertahanan yang semakin kuat tersebut membuat Belanda kalah .
Kekalahan belanda tersebut menimbulkan kekecewaan yang amat dalam akhirbya belanda menambah persenjataan,meperkuat pertakahan.pembalaan dilakukan belanda dengan pasukanya yang membuat bbenteng jagaraga runtuh I Gusti Ktut Jelantik dan Jero Jempiring menyingkir ke Karangasem. Tetapi mereka tertangkap dan terbunuh dalam upaya untuk mempertahankan diri.
 Dengan terbunuhnya I Gusti Ktut Jelantik ini berarti Belanda dinyatakan menang namun masih ada  kerajaan di bali yang masih tetap tidak mau menyetujui perjanjian tersebut.Dan membuat Belanda kembali harus mengatur strategi.
Dari perang Bali ini kita dapat mengambil nilai nilai yaitu tidak mudah terkena bujuk rayu musuh,memperjuangkan terlebih dahulu apa yang menjadi hak-hak kita sampai benar benar pada titik darah penghabisan.Dan memanfaatkan setiap kesempatan meskipun tidak member perubahan yang cukup besar.


8.PERANG BANJAR

Banjarmasin merupakan salah satu kota incaran Belanda karena melimpahnya sumber daya alam sehingga menjadi salah satu sasaran Belanda dalam menguasai daerah. Belanda membuat perjanjian dengan Banjarmasin bahwa Sultan Sulaiman harus menyerahkan sebagian wilayah Banjar kepada Belanda, Dengan demikian wilayah kekuasaan Kesultanan Banjarmasin semakin sempit, sementara daerah kekuasaan Belanda semakin bertambah
Wilayah yang semakin sempit itu telah membawa problem dalam kehidupan sosial ekonomi. Penghasilan para penguasa kerajaan menjadi semakin kecil.. Dengan demikian beban hidup mereka semakin sulit. Untuk mengatasi kesulitan ini maka mereka menaikkan pajak. Dengan demikian rakyat menjadi sasaran eksploitasi baik dari pemerintah kolonial maupun para pejabat kerajaan. Rakyat juga diperintahkan untuk melakukan kerja wajib.Hal ini yang kmudian memicu perlawanan oleh rakyat banjar.
Di dalam kerajaan sendiri juga terjadi konflik intern.Hal ini bermula saat putera mahkota Abdul Rakhman meninggal secara mendadak pada tahun 1852. Sementara Sultan Adam memiliki tiga putra sebagai kandidat pengganti sultan, yakni : Pangeran Hidayatullah, Pangeran Tamjidillah, dan Prabu Anom. Ketiga kandidat itu masing-masing memiliki pendukung. Pangeran Hidayatullah didukung pihak istana dan kebetulan sudah mengantongi surat wasiat dari Sultan Adam untuk menggantikan sebagai sultan, Pangeran Anom dijagokan sebagai mangkubumi, sedang Tamjidillah didukung Belanda.
Tahun 1857 Sultan Adam meninggal. Dengan sigap Residen E.F. Graaf von Bentheim Teklenburg mewakili Belanda mengangkat Tamjidillah sebagai sultan dan Pangeran Hidayatullah diangkat sebagai mangkubumi. Pada hal menurut wasiat yang sah yang diangkat menjadi sultan adalah Pangeran Hidayatullah.

Oleh karena itu, wajar kalau pengangkatan Tamjidillah sebagai Sultan Banjarmasin menimbulkan protes dan rasa kecewa dari berbagai pihak. Tamjidillah memiliki perangai yang kurang baik.Tindakan Tamjidillah yang sewenang-wenang itu semakin menimbulkan rasa kecewa dari berbagai pihak.Pangeran Hidayatullah yang diangkat sebagai mangkubumi ternyata selalu disisihkan dalam berbagai urusan.
Ditamabah Gerakan Aling yang membuat suasana kerjaan semakin kacau. Pangeran Antasari yang memang sudah kecewa dengan apa yang terjadi di lingkungan kerajaan, datang dan bergabung dengan Gerakan Aling. Antasari berkeinginan untuk menurunkan Tamjidillah an melawan kekuasaan Belanda yang mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Penyerangan juga dilakukan di perkebunan milik gubernemen di Gunung Jabok, Kalangan, dan Bangkal Dengan demikian berkobarlah Perang Banjar. Dengan peristiwa tersebut, keadaan pemerintahan Kesultanan Banjar semakin kacau. Sultan Tamjidillah yang memang tidak disenangi oleh rakyat itu juga tidak banyak berbuat. Oleh karena itu, Tamjidillah dinilai oleh Belanda tidak mampu memerintah maka diminta untuk turun tahta.
Mulai saat itu Kesultanan Banjar berada di bawah dominasi Belanda. Belanda sebenarnya berusaha membujuk Pangeran Hidayatullah (Hidayat) untuk bergabung dengan Belanda dan akan dijadikan Sultan Banjar. Tetapi kalau melihat kelicikan Belanda, bagi Pangeran Hidayatullah itu semua merupakan tipu daya Belanda. Oleh karena itu, Pangeran Hidayatullah memilih bersama rakyat untuk melancarkan perlawanan terhadap Belanda.
Sementara itu pasukan Antasari sudah bergerak menyerbu pos-pos Belanda di Martapura dan  berhasil menyerang benteng Belanda di Tabanio. Kemudian pasukan Surapati berhasil menenggelamkan kapal Belanda


 
 Dengan demikian Perang Banjar semakin meluas.Pada waktu itu memasuki bulan Agustus-September tahun 1859 pertempuran rakyat Banjar terjadi di tiga lokasi, yakni di sekitar Banua Lima, sekitar Martapura dan Tanah Laut, serta sepanjang Sungai Barito. Pertempuran di sekitar Banua Lima di bawah pimpinan Tumenggung Jalil, pertempuran di sekitar Martapura dan tanah Laut dipimpin oleh Demang Lehman, dan sepanjang Sungai Barito dikomandani oleh Pangeran Antasari. Kiai Demang
Lehman yang berusaha mempertahankan benteng Tabanio diserbu tentara Belanda. Pertempuran sengit terjadi dan banyak membawa korban.. Belanda kemudian meningkatkan jumlah pasukannya. Benteng Tabanio berhasil dikepung oleh Belanda. Demang Lehman dan pasukannya dapat meloloskan diri. Demang Lehman kemudian memusatkan kekuatannya di benteng pertahanan di Gunung Lawak, Tanah Laut. Benteng ini juga diserbu tentara Belanda. Setelah bertahan mati-matian, akhirnya Demang Lehman meninggalkan benteng itu karena sudah banyak pengikutnya yang menjadi korban. Kekalahan Demang Lehman di benteng Gunung Lawak tidak memupuskan semangat juang melawan Belanda.
Pada bulan September Deman Lehman dan para pemimpin lain seperti Tumenggung Jalil, dan Pangeran Muhammad Aminullah meninggalkan medan pertempuran di Tanah Laut menuju Kandangan untuk mengadakan perundingan dengan tokoh-tokoh pejuang yang lain. Dalam pertemuan di Kandangan itu menghasilkan kesepakatan yang intinya para pemimpin pejuang Perang Banjar menolak tawaran berunding dengan Belanda
Setelah pertemuan itu perlawanan terus berkobar di berbagai tempat. Untuk menghadapi berbagai serangan itu Belanda juga terus memperkuat pasukan dan membangun benteng-benteng
Gerakan perlawanan Pangeran Hidayatullah kemudian dipusatkan di Barabai. Datanglah kemudian pasukan Demang Lehman untuk memperkuat pasukan Hidayatullah. Menghadapi pasukan gabungan itu Belanda mengerahkan semua kekuatan pasukan yang ada.
Tetapi kekuatan tidak seimbang, pasukan Belanda lebih unggul dari jumlah pasukan maupun senjata, maka Hidayatullah dan Demang Lehman menarik mundur pasukannya. Kemudian membangun pertahanan di Gunung Madang. Semua kekuatan Belanda dikerahkan untuk segera menangkap Pangeran Hidayatullah. Pertahanan di Gunung Madang pun jebol. Pangeran Hidayatullah dengan sisa pasukannya kemudian berjuang berpindah-pindah, Namun Belanda terus memburu dan mempersempit ruang gerak pasukan Hidayatullah. Akhirnya pada tanggal 28 Februari 1862 Hidayatullah berhasil ditangkap kemudian diasingkan Berakhirlah perlawanan Pangeran Hidayatullah.Sementara itu Pangeran Antasari terus melanjutkan perlawanan.

Pada perang ini nilai-nilai yang dapat kita ambil adalah jika diberikan tanggung jawab seperti menjadi pemimpin tidak boleh menggunakan kekuasaan seenaknya.harus sesuai dengan apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan






Keterangan :

1. Arni S.N. : orang orang cina berontak,perlawanan pangeran mangkubumi dan Mas Said,Perang Bali,Perang Banjar.
2. Safitri E.H : perang aceh vs portugis dan voc, maluku angkat senjata ,perang tondano, dan patimura angkat senjata
3. Siti Zulaikah : perlawanan goa , rakyat riau angkat senjata , perang aceh berjihad , perang batak
4. Ummi setya .w :perang sultan agung vs j.p. coen, perlawanan banten , perlawanan Diponegoro ,Perang Padri.